Harga Saham Apple Melonjak Tajam Usai Presiden AS Donald Trump Tunda Tarif Impor

Saham Apple meroket setelah Presiden Trump menunda sebagian besar tarif impor, memicu optimisme investor terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut.

oleh Agustinus Mario Damar Diperbarui 10 Apr 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 15:00 WIB
iPhone 12
Para pembeli pertama iPhone 12 memamerkan perangkat yang baru dibelinya di Apple Store Orchard Road Singapura (Foto: Apple Newsroom)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Saham Apple dilaporkan mengalami lonjakan signifikan pada 10 April 2025, setelah Presiden Trump mengumumkan penundaan sebagian besar tarif impor selama 90 hari.

Kenaikan harga saham Apple ini disebut beragam, seperti dikutip dari MacRumors, Kamis (10/4/2025). Awalnya, peningkatan itu mencapai 15 persen pada tanggal 9 April 2025 dan 4,43 persen dalam 24 jam terakhir. 

Hingga berita ini ditayangkan, harga saham perusahaan itu disebut mencapai USD 178,61. Untuk diketahui, lonjakan ini terjadi setelah saham Apple sempat terjun bebas, kehilangan hampir USD 800 miliar dalam kapitalisasi pasar. 

Untuk itu, penundaan tarif impor ini disebut memberikan dampak positif bagi Apple. Alasannya, perusahaan tersebut memang memproduksi perangkatnya di negara-negara lain seperti India, Vietnam, dan Taiwan. 

Kendati demikian, penundaan tarif impor ini tidak berlaku untuk China. Padahal, China juga salah satu produsen besar untuk perangkat Apple. 

Disebutkan, tarif impor dari China ke Amerika Serikat tetap tinggi, mencapai 125 persen. Hal ini tentu masih menjadi tantangan bagi Apple. 

Selain penundaan tarif, lonjakan saham Apple dilaporkan juga didorong beberapa faktor lain. Optimisme investor terhadap kemajuan perusahaan dalam hal AI disebut jadi salah satu pendorong utama. 

Selain itu, integrasi ChatGPT dan pengembangan Apple Intelligence diyakini akan meningkatkan penjualan iPhone dan produk Apple lainnya di masa mendatang. Karenanya, saham Apple saat ini masih mendapatkan sentimen positif. 

Trump Tunda Penerapan Tarif Impor Resiprokal 90 Hari, Kecuali China

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam acara buka puasa bersama di Gedung Putih pada Kamis, (27/3/2025).
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam acara buka puasa bersama di Gedung Putih pada Kamis, (27/3/2025). (Dok. Instagram/whitehouse)... Selengkapnya

Untuk diketahui, seperti dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan penerapan tarif impor baru sebesar 125 persen untuk impor dari China, yang berlaku langsung.

Keputusan ini diungkapkan melalui unggahan di platform Truth Social, dengan alasan "kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China terhadap pasar global."

Dikutip dari Euronews, Kamis (10/4/2025), dalam pernyataannya, Trump juga menyampaikan bahwa pemerintahannya memberikan penangguhan tarif selama 90 hari bagi sebagian besar negara mitra dagang. Namun, China secara khusus tidak termasuk dalam kebijakan penangguhan tersebut.

Trump menyebut bahwa lebih dari 75 negara telah mengajukan permintaan untuk menegosiasikan ulang perjanjian dagang sejak pengumuman paket tarif “Hari Pembebasan”.

Awalnya, ia menyiratkan bahwa penangguhan ini hanya berlaku untuk negara-negara tersebut. Namun, Gedung Putih kemudian mengklarifikasi bahwa penangguhan 90 hari berlaku untuk hampir semua negara, kecuali China, dan selama masa negosiasi akan diberlakukan tarif universal sebesar 10 persen. 

Pasar Global Langsung Positif

Presiden AS Donald Trump berpidato dalam sebuah acara tentang produksi energi di East Room Gedung Putih, Selasa, 8 April 2025, di Washington. (AP/Alex Brandon)
Presiden AS Donald Trump berpidato dalam sebuah acara tentang produksi energi di East Room Gedung Putih, Selasa, 8 April 2025, di Washington. (AP/Alex Brandon)... Selengkapnya

Pasar global langsung merespons positif, dengan indeks Dow Jones melonjak hingga 2.000 poin hanya dalam hitungan menit setelah pengumuman tarif baru tersebut.

Rangkaian tarif terbaru dari Trump mulai berlaku setelah tengah malam, dengan rincian tarif sebagai berikut:

Pihak administrasi Ameriak Serikat berupaya menenangkan kekhawatiran para pemilih, anggota Kongres dari Partai Republik, dan para CEO dengan menyatakan bahwa tarif tersebut masih bersifat negosiasi. Namun, mereka juga menegaskan bahwa proses negosiasi ini bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Infografis Barang Indonesia Masuk AS Kena Tarif Trump 32%.
Infografis Barang Indonesia Masuk AS Kena Tarif Trump 32%. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya