Liputan6.com, Tangerang - Fisik tak sempurna ditambah usia yang semakin tua tak membuat semangat hidup kakek ini redup. Jumardi (75), warga Tangerang, Banten, hidup mandiri tanpa perlu belas kasihan orang lain dengan usaha menjahit.
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Jumat (2/2/2018), Jumadi atau biasa dipanggil Mbah Sajum setiap hari berjalan kaki menuju lokasi tempat kerjanya di kawasan Pasar Lama, Kota Tangerang.
Mbah Sajum hanya memiliki satu kaki untuk beraktivitas. Salah satu kakinya harus diamputasi akibat kecelakaan yang dialaminya pada 35 tahun yang lalu.
Advertisement
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Mbah Sajum dan istrinya, Nani, membuka usaha menjahit. Bermodal mesin jahit bekas dan kios kecil yang disewa, keduanya menekuni usaha jahit menjahit lebih dari 30 tahun. Sempat diejek dan dianggap sampah masyarakat, tidak membuat Mbah Sajum menyerah.
"Saya dikatain orang mampu apa, bisa apa, dan punya apa? Saya jawab dalam hati, lu mampu gua bisa. Saya gak sakit hati, enggak. Tapi saya ambil (jadi) suatu dorongan biar saya itu giat," kata Mbah Sajum.
Sebelumnya Mbah Sajum bekerja sebagai pedagang asongan dan petugas parkir di jalanan. Uang hasil kerja kerasnya dikumpulkan sedikit demi sedikit sebagai modal untuk kursus menjahit.
"Saya ngumpulin duit. Satu tahun baru saya buka. Ambil terus saya pakai untuk daftar kursus," jelasnya.
Kini, kondisi fisik Mbah Sajum semakin lama semakin menurun. Beberapa penyakit mulai menggerogoti tubuhnya. Namun hal tersebut tak meruntuhkan semangatnya untuk terus bekerja.
"Semangat tetap. Sampai sekarang juga kalau saya bisa terus kerja ya pengen terus," katanya penuh semangat.
Perjuangan dan semangat hidup Mbah Sajum menjadi inspirasi banyak orang, terutama orang-orang disekitarnya. Seperti kata salah seorang warga bernama Dinda. "Ya walaupun cuma punya satu kaki tapi dia masih mau bertanggung jawab untuk keluarganya, masih mau mencari nafkah untuk keluarganya. Salut untuk Bapak."