Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta semua pihak tidak mempolitisasi penataan kawasan Tanah Abang oleh Pemprov DKI. Penyataan Anies terkait tuntutan perwakilan sopir angkot Tanah Abang membuka Jalan Jatibaru Raya yang saat ini ditutup untuk lapak PKL.
"Saya berharap persoalan Tanah Abang ini jangan dijadikan sebagai wacana politik. Ketika dijadikan wacana politik, kita tidak berdiskusi lagi soal teknokrasi isunya," kata Sandi di Balai Kota Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Ia juga meminta penataan tidak dilihat dari sisi negatif. Menurut Anies, seharusnya masyarakat bisa melihat penataan Tanah Abang secara objektif.
Advertisement
"Mari lihat persoalan Tanah Abang ini semata mata sebagai masalah teknokratik. Saya juga begitu melihatnya," katanya
Meski demikian, Anies menyebut Pemprov DKI tetap akan membuka diskusi dan kajian dari Dinas terkait dengan perwakilan sopir angkot Tanah Abang.
"Kira-kira sudah dua minggu lalu dikajinya," katanya.
Penolakan OK Otrip
Sebelumnya, Pemprov DKI juga menghadapi penolakan dari sopir angkot terkait penerapan OK Otrip. Perwakilan Sopir Angkot Tanah Abang Abdul Rosyid mengatakan sebagian besar pemilik keberatan dengan target OK Otrip.
Dengan program itu, para sopir harus bisa beroperasi sepanjang 190 kilometer setiap hari.
"190 km itu target. Sementara, trayek saya enggak sampai segitu. Satu kali jalan paling 10 km. Kalau setengah hari 5 keliling ya 50 km, seharian mentok di 100 km," ujar pemilik angkot M08 jurusan Tanah Abang Kota itu.
Advertisement