Liputan6.com, Jakarta - Komitmen Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina tak pernah surut. Pemerintah terus mengupayakan berbagai langkah agar rakyat Palestina dapat terbebas dari penjajahan Israel.
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan anggota aktif Gerakan Non-Blok, Indonesia dipandang memiliki posisi strategis dalam mendorong perdamaian di kawasan Timur Tengah, khususnya di Gaza.
Advertisement
Baca Juga
Selama bertahun-tahun, Indonesia juga konsisten menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Relawan dan tenaga medis Indonesia telah hadir di lapangan, bekerja dalam situasi yang penuh risiko demi membantu kelangsungan hidup masyarakat Palestina.
Advertisement
Selain bantuan kemanusiaan, dukungan diplomatik terus diperkuat. Yang terbaru, Presiden Prabowo Subianto memulai misi diplomatik penting ke Timur Tengah pada Rabu dini hari, 9 April 2024. Kunjungan ini membawa misi khusus untuk mendorong perdamaian di Palestina.
Bahkan, Prabowo secara tegas menyatakan Indonesia siap menampung korban konflik Gaza, Palestina untuk sementara.
"Kami juga siap menerima korban-korban yang luka-luka, dan nanti segera kirim Menlu untuk diskusi dengan pemerintah Palestina, dengan pihak daerah tersebut, bagaimana pelaksanaanya untuk kami siap evakuasi mereka yang luka-luka," ujar Prabowo kepada wartawan sebelum keberangkatan.
"Mereka yang kena trauma, anak-anak yatim piatu, siapa pun boleh, pemerintah Palestina dan pihak terkait di situ mereka ingin dievakuasi ke Indonesia, kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka," ucap Prabowo.
Berikut sederet fakta-fakta terkait rencana Prabowo Subianto untuk menampung sementara warga Gaza, Palestina di Indonesia, dihimpun Tim News Liputan6.com:
1. Siap Terima Korban Luka-Luka hingga Anak Yatim Piatu
Presiden Prabowo Subianto memastikan kesiapan Indonesia menampung korban konflik Gaza, Palestina untuk sementara. Hal itu disampaikan Prabowo sebelum melakukan kunjungan kenegaraan ke negara Timur Tengah, yakni UEA, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania.
“Kami juga siap menerima korban-korban yang luka-luka, dan nanti segera kirim Menlu untuk diskusi dengan pemerintah Palestina, dengan pihak daerah tersebut, bagaimana pelaksanaanya untuk kami siap evakuasi mereka yang luka-luka,” tutur Prabowo di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu 9 April 2025.
“Mereka yang kena trauma, anak-anak yatim piatu, siapapun boleh, pemerintah Palestina dan pihak terkait di situ mereka ingin dievakuasi ke Indonesia, kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka,” sambungnya.
Advertisement
2. Evakuasi 1.000 Warga Gaza pada Gelombang Pertama
Menurut Prabowo, diperkirakan untuk gelombang pertama evakuasi korban konflik Gaza akan berjumlah 1.000 orang.
Namun begitu, dia menekankan adanya syarat bagi pihak Palestina untuk merealisasikan hal itu.
“Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara, sampai pulih kembali, dan pada saat pulih dan sehat kembali, kondisi Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka asal,” tegasnya.
3. Bakal Dikonsultasikan
Adapun sikap dari pemerintah Indonesia itu, kata Prabowo, perlu didukung dengan upaya konsultasi bersama sejumlah pemimpin negara Timur Tengah.
“Karena terus kami dikirim utusan di telepon, gimana kesiapan Indonesia untuk bantu penyelesaian atau membantu mendorong penyelesaian di Gaza, ini sesuatu yang rumit, yang tidak ringan," ucapnya
"Tapi komitmen Republik Indonesia dalam mendukung keselamatan rakyat Palestina, mendukung kemerdekaan Palestina, saya kira mendorong pemerintah Indonesia untuk berperan lebih aktif,” ucap Presiden Prabowo Subianto menandaskan.
Advertisement
4. Sikap Tegas Mendorong Penyelesaian Konflik
Adapun Menteri Luar Negeri RI Sugiono menegaskan, Indonesia selama ini konsisten memberikan dukungan berupa peningkatan kapasitas, pembangunan infrastruktur, dan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina. Komitmen tersebut juga tercermin dalam sikap tegas Indonesia yang terus mendorong penyelesaian konflik berdasarkan prinsip Solusi Dua Negara (two-state solution) serta penghentian segala bentuk kekerasan.
Sugiono menyatakan, Indonesia siap memainkan peran lebih luas apabila diminta oleh semua pihak terkait. Salah satu bentuk dukungan konkret yang ditawarkan adalah kesiapan Indonesia untuk menerima korban perang dari Gaza, khususnya warga sipil, guna mendapatkan pengobatan dan perawatan medis di Indonesia.
"Apabila semua pihak menghendaki dan menyetujui, Indonesia siap menerima korban perang, terutama warga sipil, untuk pengobatan dan perawatan," tegas Sugiono, seperti dikutip dari pernyataan resmi Kemlu RI yang diterima Liputan6.com, Kamis (10/4/2025).
5. Evakuasi Bersifat Sementara
Meski demikian, Pemerintah Indonesia dengan tegas menolak segala upaya yang mengarah pada pemindahan paksa atau relokasi permanen warga Palestina dari tanah kelahiran mereka. Sugiono menegaskan, perubahan demografi di wilayah Gaza merupakan pelanggaran hukum internasional yang tidak dapat diterima.
"Keberadaan mereka di Indonesia bersifat sementara dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk memindahkan warga Palestina dari Tanah Airnya," ujarnya.
Adapun untuk merealisasikan rencana ini, Indonesia saat ini tengah melakukan konsultasi dengan berbagai negara, termasuk Pemerintah Palestina. Langkah ini bertujuan memastikan bahwa seluruh proses dilakukan semata-mata demi kepentingan rakyat Palestina dan memperoleh dukungan luas dari negara-negara di kawasan.
Di tingkat nasional, Kementerian Luar Negeri akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mempersiapkan aspek teknis pelaksanaan, mulai dari keberangkatan hingga pemulangan para korban. Waktu pelaksanaan program ini sendiri akan ditetapkan setelah seluruh konsultasi dan persiapan teknis rampung.
Advertisement
