Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertahanan mempercayakan pemenuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) kepada industri swasta nasional. Kemenhan pun mengandeng Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas) dalam pemenuhan alutsista.
Dewan Pengawas Pinhantanas, Connie Rahakundini Bakrie meyakinkan, industri pertahanan di Tanah Air sudah bisa memproduksi berbagai alat pertahanan keamanan berteknologi tinggi. Mulai dari alat pelindung diri, peralatan penjinak bahan peledak (jihandak), kapal patroli cepat, kapal angkut tank, kendaraan intai bawah air, baterai tank, sampai bom untuk Sukhoi dan F16 TNI AU.
"Ini adalah cara untuk merevitalisasi industri pertahanan nasional termasuk upaya pengembangan dan peningkatan daya saingnya," ucap Connie Rahakundini Bakrie, usai penandatanganan kerja sama pemenuhan alutsista di Gedung Kemhan, Jakarta, Kamis 3 Mei 2018.
Advertisement
Dia berharap, pemenuhan alutsista ini menjadi awal bagi industri pertahanan untuk berperan dalam menumbuhkan ekonomi nasional. Juga berguna bagi masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja unggul.
"Sedangkan ke depannya, kita berharap industri pertahanan bisa berperan penting dalam menciptakan industri berteknologi tinggi, pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja unggul, dan mencetak sumber daya manusia berkualitas tinggi,"Â kata Connie.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Penjamin
Selain Prihantanas, Kemhan mengggandeng Askrindo menjadi penjamin kegiatan kerja sama ini. Nantinya, Askrindo akan menjamin, baik dengan kontra bank, garansi, serta asuransi kredit anggota Pinhantanas dalam menjalankan proyek pengadaan barang dan jasa, produksi ekspor impor alutsista.
"Potensi bisnis dengan Pinhantanas dengan nilai jaminan sebesar Rp 25 triliun. Nilai tersebut sangat besar melihat 40 persen anggaran Kementerian Pertahanan masuk ke industri swasta," kata Direktur Utama Askrindo, Asmawi Syam.
Advertisement