Romahurmuziy: Koalisi Umat Tak Sebesar Pendukung Jokowi

Romi mengatakan, istilah umat yang mereka wakili tak bermakna untuk seluruh kepentingan muslim.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jun 2018, 06:04 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2018, 06:04 WIB
Jokowi Hadiri Haul Majemuk Masyayikh di Situbondo
Presiden Joko Widodo didampingi Ketum PPP Romahamurmuziy tiba di Pondok Pesantren Salafiyah Safi'iyah Sukorejo, Jawa Timur, Sabtu (3/2). Jokowi menghadiri Haul Majemuk Masyayikh di pondok pesantren tersebut. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab (HRS) menyerukan terbentuknya koalisi umat untuk Pilpres 2019 yang berisi Gerindra, PKS, PAN dan PBB. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengapresiasi hal tersebut.

"Partai Persatuan Pembangunan mengapresiasi langkah konsolidasi yang dilakukan kelompok-kelompok yang hari ini berada di luar pemerintah, karena itu tentu akan memastikan bahwa calon yang akan berkontestasi pada Pilpres 2019 yang akan datang lebih dari satu, bukan hanya Pak Jokowi," kata Romahurmuziy di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/6/2018).

Meski demikian, Romi sapaan akrabnya, mengatakan istilah umat yang mereka wakili tak bermakna untuk seluruh kepentingan muslim. Sebab, jumlah umat Islam yang terwakili di dalam koalisi pengusung Jokowi lebih besar dibanding jumlah koalisi umat atau umat Islam koalisi di luar Jokowi.

"Karena jumlah umat Islam yang terwakili di dalam koalisi pengusung Pak Jokowi hari ini juga sudah lebih besar dibandingkan jumlah umat Islam yang mereka wakili," ucap Romi.

"Jadi istilah penggunaan umat ini sesungguhnya merupakan bagian dari ikhtiar untuk mencoba menyatukan seluruh potensi umat Islam, tapi yakinlah bahwa itu tidak akan terjadi karena namanya juga klaim, ini sebuah ikhtiar yang patut kita apresiasi tapi sesungguhnya belum tentu seluruh komponen umat Islam terwakili disana," ujar Romi.

Dia juga melihat koalisi umat tersebut bukan sebuah ancaman untuk kubu Jokowi. Melainkan, kata dia, bagian dari mitra kontestasi yang akan mampu memberangkatkan pasangan di luar Jokowi.

"Sampai hari ini kan kalo kita lihat pilihan tagar #2019GantiPresiden itu merupakan ikhtiar untuk menyatukan seluruh kekuatan anti-Jokowi, baik yang Pro-Prabowo maupun yang di luar Pro-Prabowo," ucap Romi.

"Tetapi dari angka-angka survei hari ini yang terus kita lakukan menunjukkan bahwa hastag ini kan juga tidak mampu mengkonsolidir itu semua, jadi saya tidak melihat itu sebagai sebuah ancaman tapi itu sebagai mitra kontestasi yang akan mengulang pertandingan 2014 yang lalu," tegas Romi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penentuan Cawapres Jokowi

Jokowi Hadiri Haul Majemuk Masyayikh di Situbondo
Presiden Jokowi dan Ketum PPP Romahamurmuziy berada di Pondok Pesantren Salafiyah Safi'iyah Sukorejo, Jatim, Sabtu (3/2). Jokowi menghadiri Dzikir dan Doa untuk Bangsa dalam Rangka Peringatan Haul Majemuk Masyayikh. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Pada kesempatan yang sama, Romi mengatakan pembahasan Cawapres Jokowi akan mulai intensif dibahas usai Pilkada Serentak 2018. Nantinya Jokowi akan mengundang seluruh ketum Parpol untuk merembukkan penentuan Cawapres.

"Mekanisme yang akan dilakukan Pak Jokowi pada saatnya, tentu yang tahu persis adalah Beliau. Pertama tentu mengundang seluruh ketua umum partai politik yang akan bergabung bersama Pak Jokowi untuk ditanya bagaimana aspirasi terkait pencalonan wakil presiden," kata Romi.

Dia menjelaskan, Jokowi akan berbicara empat mata dengan masing-masing ketua umum parpol pendukungnya. Bila seluruh hasil pembicaraan empat mata kompak mengerucut pada satu nama, maka Jokowi akan memilih sosok tersebut.

"Jadi akan ada pertemuan-pertemuan bilateral dahulu antara Presiden dengan masing masing pimpinan partai politik. Kalau kemudian nama nama yang didapatkan dari pertemuan bilateral itu mengerucut kepada satu nama maka Presiden akan memutuskan," jelas Romi.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya