Liputan6.com, Jakarta Mantan atlet balap sepeda nasional, Sutiyono, menilai persaingan cabang olahraga balap sepeda di Asian Games 2018 lebih ketat dibandingkan zaman dia ikut berkompetisi dulu. Sebab, negara yang ikut bertanding juga semakin banyak.
"Dulu hanya ada Cina, Korea, dan Jepang. Tapi sekarang Malaysia, Thailand, Iran, dan Irak juga harus diperhitungkan. Pokoknya sebagai tuan rumah Asian Games, kita harus menguasai tempat karena membalap di rumah sendiri. Di situlah nanti bagaimana kita menerapkan strategi untuk lomba," ujarnya, seperti dikutip dari bola.com (8/8/2018).
Walaupun sudah tak membela Indonesia di Asian Games 2018 sebagai atlet, Sutiyono tetap ikut memberi dukungan dengan menjadi pembawa api obor dalam Kirab Obor Asian Games 2018. Terbaru, dia mengikuti kegiatan Kirab Obor di Bandar Lampung, Sumatera Selatan, Rabu (8/8/2018).
Advertisement
Dalam kegiatan tersebut, Sutiyono yang sudah berusia 66 tahun itu berlari membawa api obor sejauh 650 meter. Ia ingin semangatnya dapat tertular ke para atlet Indonesia yang terlibat dalam Asian Games 2018, khususnya atlet balap sepeda.
"Pesan saya buat para atlet, harus berjuang maksimal. Jangan gampang menyerah karena semua lawan itu berat. Tapi saya yakin atlet Indonesia bisa dapat hasil terbaik," ucap Sutiyono.
Dalam mendukung Asian Games tahun ini, Sutiyono bersama enam atlet veteran lain bekerja sama dengan Grab dalam menjalankan kampanye #KemenanganItuDekat. Ketujuh atlet veteran ini bersama 900 pengemudi GrabBike dari seluruh Indonesia terlibat dalam parade kirab obor Asian Games 2018. Parade tersebut akan diselenggarakan di 10 titik utama yang tersebar di 10 kota besar di Indonesia.
Adapun tujuh atlet veteran Indonesia yang terlibat dalam kampanye tersebut ialah Ellyas Pical (tinju), Nico Thomas (tinju), Tati Sumirah (bulutangkis), Sutiyono (balap sepeda), Alexander Pulalo (sepak bola), Pascal Wilmar (bola voli), dan Abdul Rojak (taekwondo).
(ADV)