Polisi: Tak Ada Pidana di Kasus Pawai Anak TK Bercadar dan Bersenjata yang Viral

Dalam penyelidikan, polisi menemukan fakta bahwa video atau foto yang beredar di media sosial tidak utuh.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 20 Agu 2018, 04:33 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2018, 04:33 WIB
Pawai anak-anak dengan menggunakan kostum layaknya kelompok sipil bersenjata di Probolinggo
Pawai anak-anak dengan menggunakan kostum layaknya kelompok sipil bersenjata di Probolinggo (Foto: Facebook Probolinggo)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi telah melakukan penyelidikan dan memintai keterangan pihak-pihak terkait pawai karnaval anak TK Kartika V Probolinggo yang viral. Polisi tidak menemukan adanya pelanggaran hukum maupun perbuatan pidana dalam kasus tersebut.

"Tidak ada kesengajaan dan tidak ditemukan perbuatan melawan hukum," ujar Kapolres Probolinggo Kota AKBP Alfian Nurrizal saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jakarta, Minggu (19/8/2018).

Dalam penyelidikan, polisi menemukan fakta bahwa video pawai karnaval anak TK  atau foto yang beredar di media sosial tidak utuh. Polisi juga tidak menemukan adanya simbol-simbol kelompok radikal atau terorisme pada atribut yang dikenakan.

Bahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy bersama timnya diklaim telah mengecek dan menerima klarifikasi dari pihak sekolah dan penyelenggara.

"Pak Menteri tadi sudah meyakinkan bahwa hasil klarifikasi dari kepolisian kami melihat bahwa unggahan itu tidak utuh. Sehingga akhirnya muncul interpretasi seperti itu," ucap Alfian.

Dalam video utuh, anak-anak TK Kartika tidak semuanya berpakaian serba hitam, bercadar, dan mengangkat replika senjata laras panjang. Dalam pawai tersebut, mereka mengusung tema 'Bersama perjuangan Rasullullah, kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT'.

"Ada bendera merah putihnya dikibarkan, dibawa oleh anak, jadi perempuan yang berhijab menggunakan cadar ceritanya pasukan pengawal raja," kata Alfian.

Sebelumnya, atribut yang dikenakan murid TK Kartika V saat mengikuti pawai karnaval anak TK dalam rangka HUT ke-73 RI di Kota Probolinggo pada Sabtu 18 Agustus 2018 viral di media sosial. Kostum serba hitam, cadar, dan replika senjata yang dikenakan menimbulkan kontroversi karena disebut-sebut mirip kelompok radikal.

Pihak sekolah berdalih, atribut tersebut digunakan karena tersedia di gudang milik sekolah sehingga tidak perlu menyewa. Mereka juga menyatakan, tidak bermaksud mengarahkan anak didik ke simbol-simbol radikal.

Dalam hal ini, pihak sekolah juga telah menyampaikan permohonan maaf karena telah menimbulkan keresahan di masyarakat.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya