Meiliana Terus Menangis di Penjara dan Cerita Getir Peristiwa Tanjungbalai

Meliana juga menitipkan surat kepada Delegasi PSI yang berisi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukungnya.

oleh Andrie Harianto diperbarui 05 Sep 2018, 13:03 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2018, 13:03 WIB
Meiliana, warga Tanjung Balai, Sumatera Utara divonis 18 bulan penjara setelah mengeluhkan volume azan.
Meiliana, warga Tanjung Balai, Sumatera Utara divonis 18 bulan penjara setelah mengeluhkan volume azan.

Liputan6.com, Jakarta - Meliana, terpidana kasus penodaan agama masih terus menangis di dalam LP Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara. Hal ini disampaikan oleh Wasekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Danik Eka Rahmaningtyas, yang mengunjungi Meliana di LP Tanjung Gusta, Rabu 5 September 2018.

"Kami tadi mengunjungi Ibu Meiliana didampingi penasehat hukumnya dan suaminya, kondisi Ibu Meliana menyedihkan, terus menangis, tadi cerita kronologinya menangis terus, kami jadi trenyuh," kata Danik.

Danik datang ke LP Tanjung Gusta bersama Habib Muannas Alaidid, Surya Tjandra, Heriyanto, dan Mohamad Guntur Romli, didampingi Josua Fernandus Rumahorbo dari Tim Penasihat Hukum Meliana.

"Kami datang untuk menguatkan Ibu Meiliana, kami juga menyampaikan di hadapan suami dan anak bungsunya yang tadi hadir, bahwa mereka tidak sendirian, banyak yang mendukung Ibu Meliana agar mendapatkan keadilan dan kasus ini tidak boleh terulang lagi di masa depan," jelas Danik.

Meliana juga menitipkan surat kepada Delegasi PSI yang berisi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukungnya.

"Tadi Ibu Meliana juga menulis surat yang berisi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantunya selama ini dan dia masih menunggu keadilan," ujar Danik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jadi Inspirasi Anak Bungsunya

Meliana bercerita, anak bungsunya ingin jadi pengacara untuk membela orang-orang seperti ibunya secara gratis. Anak bungsu itu ada di rumah mereka saat massa melakukan pembakaran.

Ia dan kakak perempuannya kemudian diselamatkan tukang becak yang melompat tembok belakang rumah mereka.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya