Liputan6.com, Jakarta Ibu Kota Nusantara (IKN) dinilai masih menarik bagi kalangan pengusaha, baik investor asing maupun lokal. Namun, pemerintah diminta memberikan perlakuan khusus bagi pengusaha dalam negeri.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mengusulkan Badan Otorita Ibu Kota Nusantara memberikan peluang lebih besar ke perusahaan lokal.
Advertisement
Baca Juga
"Bagaimana agar sektor-sektor usaha tertentu yang bisa memang dikerjakan atau katakanlah diminati oleh pengusaha-pengusaha lokal supaya memang itu diberikan, dikhususkan kepada pengusaha lokal," kata Sarman kepada Liputan6.com, Jumat (24/1/2025).
Advertisement
Namun, dia tidak menutup peluang investor asing masuk ke IKN. Misalnya, bagi sektor-sektor yang memang membutuhkan teknologi tinggi.
"Sehingga kita harapkan bahwa pengusaha-pengusaha lokal juga mendapatkan suatu apa namanya peluang khusus lah, kesempatan khusus lah untuk dapat berinvestasi di IKN dalam hal ini," ujarnya.
Dia menerangkan, peluang untuk masuknya swasta ke IKN Nusantara bisa melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Selain itu, dia meminta pemerintah mengatur sistem yang tepat bagi investor masuk ke IKN.
"Memang yang diperlukan adalah kalau investasi IKN itu bagaimana, sistemnya kalau investasi kelas menengah itu bagaimana, jangka panjang bagaimana," ucapnya.
"Saya rasa ini tidak bosan-bosan dilakukan sosialisasi agar daya tarik berbagai sektor usaha kemudian juga berbagai skala usaha bisa segera mendukung terwujudnya IKN yang selama ini menjadi impian kita, IKN yang memiliki suatu infrastruktur yang high class lah, yang sudah memakai energi terbarukan, kemudian juga sudah memiliki platform-platform elektronik misalnya," sambung Sarman.
Â
IKN Masih Menjanjikan
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira menilai prospek masa depan Ibu Kota Nusantara (IKN) masih menjanjikan. Namun, hal itu tergantung pada langkah pemerintah dalam mengakomodasi investasi.
Seperti diketahui, pembangunan IKN dilanjutkan pada tahap 2 periode 2025-2029. Pemerintah sendiri telah sepakat mengucurkan dana Rp 48,8 triliun untuk itu.
Anggawira mengatakan, IKN masih cukup potensial di mata pengusaha. Hanya saja, perlu dukungan dari pemerintah agar bisa mengundang para investor.
"Dari sudut pandang pengusaha, prospek IKN tetap menjanjikan. Namun, ini tergantung pada bagaimana pemerintah dapat menciptakan ekosistem yang mendukung keberlanjutan investasi," kata Anggawira kepada Liputan6.com, Kamis (23/1/2025).
Dia berharap, pembangunan IKN nantinya tidak sebatas soal konstruksi fisik. Lebih dari itu, diharapkan cikal bakal ibu kota baru itu bisa menjadi salah satu penggerak ekonomi nasional.
"Pembangunan IKN tidak hanya menjadi proyek fisik tetapi juga harus menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru yang berbasis pada inovasi, keberlanjutan, dan digitalisasi," ucapnya.
Ada beberapa hal yang jadi catatannya. Diantaranya soal kepaatian hukum, insentif fiskal yang menarik buat pengusaha, hingga akses informasi terkait peluang di IKN.
"Stabilitas regulasi dan kepastian kontrak adalah dua faktor yang sangat penting agar investasi bisa berjalan dengan baik. Selain itu, penting juga adanya komunikasi yang intensif antara pemerintah dan dunia usaha untuk membangun kepercayaan," beber dia.
Â
Advertisement
Lirik Peluang KPBU
Seperti diketahui, salah satu peluang masuknya investor swasta melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Anggawira bilang, skema ini bisa menarik bagi pengusaha di sektor infrastruktur, properti, energi terbarukan, hingga teknologi.
"Skema ini memungkinkan sinergi antara pemerintah dan swasta untuk berbagi risiko dan tanggung jawab. Pengusaha perlu melihat sektor-sektor yang lebih spesifik seperti pembangunan hunian, transportasi publik, dan fasilitas kesehatan, yang sangat dibutuhkan di IKN," terangnya.
Dia juga melihat kesempatan pengusaha dari rencana pemerintah meninjau sejumlah proyek yang dinilai tidak menunjukkan peningkatan berarti. Anggawira memandang wajar jika pemerintah mau meninjau ulang atau bahkan menyetopnya.
"Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap investasi benar-benar terealisasi sesuai target dan tidak stagnan," ujarnya.
"Bagi pengusaha, ini juga bisa menjadi kesempatan untuk mengevaluasi peluang baru, terutama jika ada investor yang tidak melanjutkan proyeknya. Ini membuka ruang bagi pengusaha lain yang lebih siap," imbuh Anggawira.