Susunan Batu di Tangerang Ini Dipercaya Berusia Ratusan Tahun dan Bertuah

Susunan batu mirip batu bata yang terlihat biasa, ternyata dianggap bertuah dan dipercaya memiliki usia ratusan tahun, di belakang kantor Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 19 Sep 2018, 11:02 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2018, 11:02 WIB
Seorang warga melihat langsung keberadaan batu di sawah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.
Susunan batu mirip batu bata yang terlihat biasa, ternyata dianggap bertuah dan dipercaya memiliki usia ratusan tahun,di belakang kantor Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

Liputan6.com, Tangerang - Susunan batu mirip bata yang terlihat biasa ternyata dianggap bertuah dan dipercaya memiliki usia ratusan tahun. Tak ayal, banyak pendatang yang sudah bertahun-tahun mencari peruntungan dan kesembuhan di hadapan batu yang berada di belakang kantor Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

Selama ini, warga menyebutnya "batu di tengah sawah" yang biasa dijadikan pemujaan minta rejeki sampai minta kesembuhan penyakit. Untuk sampai ke batu bertuah tersebut, warga bisa mengaksesnya melalui belakang kantor Kecamatan Pinang. Tinggal bertanya saja, mau melihat batu di tengah sawah, warga setempat hingga pegawai kecamatan akan tahu letak batu tersebut.

Ketika dihampiri, masih ada sisa beberapa lidi dupa yang hampir terbakar habis tertancap di tanah gersang, persis di bawah kaki batu tersebut. Di sekelilingnya ada dua porsi bubur nasi, tiga butir telor ayam kampung, tumpukan daun sirih, tumpukan buah pinang, kapur sirih, rokok, hingga segelas kopi hitam.

Sesaji tersebut berada di bawah persis susunan batu yang menyerupai batu bata yang dikeraskan dengan tanah liat. Yang mencolok adalah tingginya bisa mencapai 170 cm dengan lebar 60 cm.

Ada beberapa tumpukan batu yang berjatuhan, lalu mengeras bersatu dengan tanah. Sayangnya saat ke sana, persawahan tengah kering dan gersang. Menurut warga, bila lagi musim hujan dan sekeliling sawah lagi hijau, batu bertuah itu akan terlihat cantik seperti di candi-candi di Bali.

Meski tampak indah dan seperti tumpukan batu bata, menurut Namad (54), salah seorang warga setempat, batu tersebut sudah ada dari sebelum dia lahir, bahkan dari awal penjajahan Belanda.

"Itu sudah ada dari zamannya neneknya nenek saya masih hidup, uyut-lah ya. Jadi warga sini enggak ada yang tahu asal muasal batu tersebut bagaimana," ujarnya, Selasa (18/9/2018).

Meski begitu, warga setempat percaya, kalau batu tersebut bertuah atau memiliki wasiat dari kerajaan Islam masih berjaya di Indonesia. Makanya, banyak warga yang berdatangan untuk mencari keuntungan dengan cara memberi sajen.

"Ada saja kalau malam, beriringan pakai lilin jalan ke tengah sawah. Lalu mereka berdoa, memohon berkah, ninggalin sajian," ujar Namad.

Ada juga warga yang percaya, lumut yang nempel di batu tersebut untuk pengobatan penyakit asma, batuk. Makanya, ketika musim hujan lalu lumut bertempelan, banyak warga yang berburu lumut tersebut.

"Yang percaya memiliki khasiat atau peruntungan itu rata-rata orang luar, kami warga sekitar hanya percaya lumut yang menempel itu mengandung khasiat, itu saja," tuturnya. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Penampakan Pria Bersorban

Penampakan batu di tengah sawah yang dipercaya memiliki usia ratusan tahun ini, jadi tempat sesembahan.
Susunan batu mirip batu bata yang terlihat biasa, ternyata dianggap bertuah dan dipercaya memiliki usia ratusan tahun,di belakang kantor Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

Sementara itu, menurut Sidih (40), seorang warga lainnya mengaku sering melihat lelaki tua, berpunduk sorban putih di kepalanya, menampakkan diri mengelilingi batu tersebut.

"Waktu itu tahun lalu, sekitar jam 7 malam saya duduk di sini (belakang rumah arah ke batu sawah), tiba-tiba dia muncul dan jalan pelan ke arah batu itu," kata Sidih.

Lalu pria tua tersebut berdiam diri cukup lama dan menghilang. Dia percaya, jika pria tua yang dipercaya penunggu batu bertuah tersebut muncul, maka akan ada kejadian setelahnya.

Benar saja, jam 8 malamnya, puluhan orang yang tengah melaksanakan kegiatan di kantor kecamatan mengalami kesurupan massal. "Mungkin dia enggak suka kalau ada orang yang berbuat onar atau tidak senonoh," ujar Sidih

Pengalaman itu bukan pertama yang dia lihat, sebab awal tahun 2000-an pria tua berpunduk sorban putih juga terlihat muncul. Maka, saat itu dia tidak akan melihat ke arah wajah pria itu, Sidih mengaku hanya akan tertunduk.

"Saya percaya, dia akan menampakkan diri kepada siapa yang dikehendakinya. Jadi kalau sudah dipertemukan gitu malah saya yang enggak berani natap," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya