Liputan6.com, Minahasa Selatan - Polres Minahasa Selatan menggelar diskusi grup terbuka bersama masyarakat, dan segenap stake holders, sepetti TNI, pemerintah kabupaten, dan tokoh masyarakat, terkait kontra-radikalisme.
Kapolres Minahasa Selatan KBP FX Winardi Prabowo menyatakan, penanaman kontra-radikalisme wajib dimulai sedari bangku sekolah.
Baca Juga
"Dari SD sampai tingkat sarjana kita bersama memasukkan kegiatan menolak paham radikalisme dan mudah-mudahanan kita bisa jaga masyarakrakat kami, kami percaya mereka sudah dewasa dalam memilih hal baik dan benar," kata Winardi saat di Mapolres Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Selasa (23/10/2018).
Advertisement
Membicarakan kontra-radikalisme, lanjut dia, adalah bagaimana mengetahui bahayanya. Karenanya, merupakan tugas bersama dalam melakukan kesiapan mengantisipasi dan menolak radikalisme yang mengancam.
"Jadi langkah antisipasi diperlukan terhadap ancaman masuknya paham yang dapat memecah belah keutuhan kerukunan umat," tegas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sosialisasi Jadi Kunci
Sosialisasi menyeluruh, sambung Winardi, menjadi kunci tetap terjaganya kerukunan di wilayah hukum Polres Minahasa Selatan dari aliran-aliran berbau radikal di masyarakat. Winardi pun memastikan, bahwa saat ini wilayah hukumnya 100 persen bersih dari ancaman paham terkait.
"Kita bersama melakukan sosialisasi, kami juga turun mendata aliran apa saja yang ada, kami mendeteksi (bila) adanya paham terkait radikalisme ini dan kita lakukan upaya cepat dalam antisipasi," Winardi memungkasi.
Advertisement