Liputan6.com, Jakarta - Perairan Karawang yang menjadi lokasi jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 memiliki arus bawah laut yang deras. Tim penyelam berjibaku dan ekstra kerja keras dalam upaya pencarian korban dan badan pesawat Lion Air.
Hal itu diungkapkan penyelam dari Gegana Satuan Brimob Polda Metro Jaya AKP Ibrahim Sajak.
"Jadi kami dapat bagian di sekitar KM VICTORY. Itu dari kapal Basarnas. Tapi untuk kendala saat ini, di bawah arusnya kuat. Jadi kami masih melihat situasi. Tadi kendalanya arus kuat," tutur Ibrahim di Perairan Karawang, Jawa Barat, Jumat, 2 November 2018.
Advertisement
Ibrahim mengaku sudah lima hari menyisir lokasi jatuhnya Lion Air bersama 18 penyelam Polri lainnya. Sejauh ini mereka menembus kedalaman 35 meter dengan halangan ketebalan lumpur sekitar 2 meter.
"Untuk jarak pandangnya masih bisa dilihat. Tapi karena kendala arusnya saja. Dua sampai tiga meter masih kelihatan," jelas dia.
Â
Utamakan Keselamatan
Penyelam Polri berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) khususnya mengikuti instruksi titik koordinat pencarian. Sejauh ini, mereka sudah menemukan banyak barang milik korban, puing pecahan pesawat, dan sejumlah potongan bagian tubuh.
"Arus saja. Susah kami. Tapi tetap ceritanya keselamatan dulu yang kami utamakan. Kami kadang-kadang menunggu. Tetap ini kan operasi gabungan, kami menunggu perintah Kabasarnas. Sembari menunggu kami coba ke titik-titik lain," beber Ibrahim.
Dalam sehari, tim penyelam bisa tiga sampai empat kali terjun melawan derasnya arus bawah laut. Dengan kapasitas tabung yang terbatas, mereka hanya dapat bertahan 10 sampai 15 menit di bawah air.
"Untung saja kami pakai tali agar tidak terbawa arus. Tapi kami juga harus melihat keselamatan anggota," Ibrahim menandaskan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement