Macet karena Proyek LRT, PT Transjakarta Minta Jalur Khusus Busway

Daud mengusulkan agar dibuat jalur khusus bagi Transjakarta disekitar lokasi macet, supaya waktu tempuh moda transportasi umum itu tidak terhambat.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2018, 07:24 WIB
Diterbitkan 05 Des 2018, 07:24 WIB
Penumpang Transjakarta
Calon penumpang menunggu bus Transjakarta di halte Tosari, MH Thamrin, Jakarta, Kamis (26/7). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim jumlah penumpang Transjakarta meningkat hingga 10 persen. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) berharap proyek light rail transit (LRT) dapat diselesaikan lebih cepat. Menurutnya, pengerjaan LRT di beberapa titik menyebabkan jalur rute bus Transjakarta, seperti di Jalan MT Haryono, macet parah.

"Biaya kemacetan yang ditimbulkan penyempitan jalur jadi tinggi. Jumlah busnya harus diperbanyak dan bus jadi tidak lancar, jadwal kedatangan bus jadi tidak akurat," kata Direktur Operasional PT Transjakarta, Daud Joseph seperti dilansir dari Antara, Selasa, 4 Desember 2018.

Dia mengusulkan agar dibuat jalur khusus bagi Transjakarta disekitar lokasi macet, agar waktu tempuh moda transportasi umum itu tidak terhambat. 

Menurut dia, saat kondisi kemacetan seperti itu justru harus dibuatkan jalur khusus bus supaya masyarakat melihat ketika terjadi kemacetan, ada solusi untuk tidak macet, yaitu naik Bus Trasjakarta.

"Mudah-mudahan jika sudah tidak macet lagi atau pembangunan sudah selesai, masyarakat sudah terbiasa naik angkutan umum untuk seterusnya. Namun, dalam pesan beliau (Gubernur Anies), sementara pembangunan ini, dua hal yang harus dijaga yaitu sterilisasi jalur dengan "Movement Concrete Barier" (MCB) dan pengalihan arus lalu lintas," kata Daud. 

Macet Hampir 3 Tahun

DKI Siapkan 1.500 Bus untuk Angkut Warga ke Venue Asian Games
Bus Transjakarta melintas di halte Tosari, Jakarta, Rabu (11/7). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dua poin yang diajukan Gubernur DKI, Anies Baswedan dalam mengurangi kemacetan di Cawang itu berdasarkan tinjauannya pada Senin, 3 Desember 2018 lalu, menggunakan bus Transjakarta dari Halte Gedung Olah Raga (GOR) di Jalan Otista hingga Halte Pusat grosir Cililitan (PGC).

Pihaknya menjelaskan poin kedua yakni pengalihan arus lalu lintas, bukan solusi 100 persen positif.  Sebab dapat menyebabkan sejumlah halte tidak terlayani.

Daud mengatakan pembangunan LRT telah berlangsung sejak 2016 dan membuat kemacetan hampir tiga tahun. Pengaruh infrastruktur kereta cepat itu menyebabkan para pelanggan menunggu lama di halte karena armada bus telat datang sehingga memilih moda transportasi lain.

"Secara jumlah harus dilakukan survei, tapi kita belum lakukan survei sampai saat ini untuk memetakan berapa orang pelanggan yang berpindah karena kemacetan itu," tukasnya.

Para pelanggan bus Transjakarta menyarankan agar membentuk jalur-jalur alternatif yang berada di kawasan konstruksi di Cawang kepada Anies. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya