Kemendag Gandeng Korsel Tumbuhkan Ekspor Lewat Penguatan Ekonomi Khusus

Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Fasilitasi Ekspor Impor menjajaki peluang kerja sama dengan Korea Selatan untuk memperkuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Des 2018, 08:16 WIB
Diterbitkan 09 Des 2018, 08:16 WIB
Kemendag Gandeng Korsel Tumbuhkan Ekspor Lewat Penguatan Ekonomi Khusus
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Fasilitasi Ekspor Impor menjajaki peluang kerja sama dengan Korea Selatan untuk memperkuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Fasilitasi Ekspor Impor menjajaki peluang kerja sama dengan Korea Selatan untuk memperkuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia. Penjajakan berlangsung pada 5―7 Desember 2018 di Busan dan Seoul, Korea Selatan melalui serangkaian pertemuan dan kunjungan ke zona ekonomi bebas (free econonomic zone).

Penjajakan diawali dengan pertemuan antara Delegasi Indonesia dengan Pemerintah Daerah Kota Busan yang mengelola Busan-Jinhae Free Economic Area (BJFEZ) di Busan, Korea Selatan, Kamis (6/12). Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Olvy Andrianita, sedangkan Pemerintah Daerah Kota Busan dipimpin Deputy General Director of Planning and General Affairs Departement of BJFEZ, Hwang Jeong-gi dan didampingi Deputy Project, Cho Won-Jong.

"Pertemuan ini dimaksudkan untuk menjajaki peluang kerja sama dalam bisnis internasional dan logistik melalui penguatan KEK di Indonesia sehingga dapat meningkatkan kinerja perdagangan kedua negara," jelas Olvy.

BJFEZ merupakan zona ekonomi bebas terbaik untuk sektor logistik dari tujuh zona yang ada di Korea Selatan. Ketujuh zona ekonomi khusus tersebut saling terintegrasi dan dikelola masing-masing pemerintah daerah Korea Selatan di bawah pengawasan dan koordinasi Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan.

Saat menerima Delegasi Indonesia, Hwang Jeong-gi menyambut baik penjajakan peluang kerja sama kedua belah pihak tersebut untuk Indonesia dan Korea. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi ekonomi dan perdagangan, serta potensi pariwisata dan budaya yang sangat besar.

Hal ini didukung dengan letak geografis Indonesia yang strategis dan rentang kepulauan nusantara yang lima kali lebih luas dari Korea Selatan. Sebelumnya, pada Rabu (5/12), Delegasi Indonesia juga bertemu dengan pihak Otoritas Pelabuhan Busan yang merupakan pelabuhan ke-6 terbesar di dunia.

"Otoritas Pelabuhan Busan tertarik untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia. Peluang inilah yang dapat dimanfaatkan sebagai upaya meningkatkan kinerja pelabuhan di Indonesia. Kami berupaya memberikan informasi fasilitas dan insentif yang dapat diberikan kepada Otoritas Pelabuhan Busan sebagai bentuk keseriusan untuk menjalin kerja sama di antara kedua belah pihak," jelas Olvy.

Pertemuan tersebut berjalan dengan baik dan akan ditindaklanjuti dengan komunikasi lebih lanjut dan kunjungan balasan dari Otoritas Pelabuhan Busan maupun BJFEZ ke Indonesia tahun mendatang.

“Diharapkan penjajakan ini akan membuka jalan yang lebih besar untuk merealisasikan kerja sama di antara kedua belah pihak," tandas Olvy. Sementara itu menindaklanjuti pertemuan tersebut, Kepala Indonesian Trade Promotion Center Kusuma Dewi menyampaikan, akan membawa Otoritas Pelabuhan Busan ke Indonesia. Peninjauan Konsep ‘Smart City’ di Incheon Free Economic Zone Kunjungan ke Incheon Free Economic Zone (IFEZ) pada Jumat (7/12) di Seoul, Korea Selatan mengakhiri kunjungan penjajakan kerja sama dengan zona ekonomi bebas di Korea Selatan.

IFEZ merupakan kawasan ekonomi bebas terbaik di Korea Selatan. Keunggulan IFEZ terletak pada kemudahan jalur transportasi dengan bandar udara dan pelabuhan laut dalam satu kawasan. IFEZ juga mengembangkan konsep ‘smart city’ yang mengintegrasikan kawasan industri sekaligus sebagai kawasan pariwisata, residensial, dan pendidikan untuk menarik investor.

Dalam konsep yang dikembangkan IFEZ, seluruh kawasan dipantau melalui CCTV dan dimonitor dalam satu pusat pengawasan. Pengembangan setiap kawasan ekonomi bebas di Korea Selatan merupakan usulan dan dilakukan dilakukan oleh masing-masing Pemerintah Daerah di bawah pengawasan Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi Korea Selatan.

“Jika hal yang sama bisa diterapkan di Indonesia melalui sinergisitas yang baik antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, maka KEK di Indonesia akan semakin maju dan kuat,” kata Olvy.

Sementara itu, Atase Perdagangan Seoul Dwinanto Rumpoko menyampaikan KEK di Indonesia dapat belajar dari pengembangan kawasan ekonomi bebas di Korea Selatan agar dapat menarik lebih banyak investor sehingga dapat mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi di Indonesia. Rangkaian pertemuan dan kunjungan ini terlaksana atas sinergi dengan Atase Perdagangan Indonesia di Seoul dan kantor Indonesian Trade Promotion Center di Busan.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya