Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah bersama asosiasi pedagang ritel bakal segera meluncurkan pesta diskon besar-besaran di 600 mal bernama Bina Lebaran. Pesta belanja jelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah akan diluncurkan pada 14 Maret 2025.
Menteri Perdagangan Budi Santoso (Mendag Busan) mengatakan, program Bina Lebaran ini digelar untuk mendorong produk-produk UMKM agar bisa jadi raja di negara sendiri. Nantinya, berbagai produk itu akan dijual dengan harga diskon 70 persen di berbagai pusat perbelanjaan.
"Jadi dalam rangka menyambut Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri, kita ada program Bina Lebaran. Bina Lebaran ini nanti akan di launching tanggal 14 di Plaza Semanggi di Mall Nusantara tanggal 14 nanti bersama Pak Menko Perekonomian dan para menteri yang lain," ujarnya di Gedung Sarinah, Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Advertisement
"Kemudian program Bina Lebaran ini tujuannya adalah satu, sebenarnya itu untuk promosi sampai 70 persen ya dalam rangka menyambut lebaran," Mendag menambahkan.
Melalui program Bina Lebaran ini, Mendag target meraup transaksi hingga mencapai Rp 36,3 triliun. Naik sekitar 15 persen dari perolehan sebelumnya, sekitar Rp 25,4 triliun.
"Kemudian juga akan diadakan bazar di berbagai mal yang akan diisi oleh UMKM. Nah, targetnya naik 15 persen dari sebelumnya. Sebelumnya kan 25,4 triliun. Targetnya menjadi sekitar 36,3 triliun, jadi 15 persen," bebernya.
Di luar angka transaksi, ia menyebut program Bina Lebaran ini sebagai strategi pemerintah untuk melakukan pengamanan pasar dalam negeri. Khususnya bagi para pelaku UMKM agar lebih punya daya saing di pasar lokal.
"Dengan orang atau konsumen itu mencintai/membeli produk Indonesia, maka harapan kita adalah tidak banyak lagi produk-produk asing yang masuk ke sini. Karena kita sudah semakin mencintai produk dalam negeri," tuturnya.
Digelar di 600 Mal
Menyambung pernyataan Mendag, Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah mengutarakan, pesta diskon Bina Lebaran ini akan dilaksanakan di 600 pusat perbelanjaan seluruh Indonesia.
Bina Lebaran memang mengutamakan produk UMKM untuk bisa mencuat. Namun, Budihardjo menyebut nantinya juga ada brand-brand luar yang ikut serta dalam program pesta diskon ini.
"Kita menginisiasi ini agar kita memulai gerakan belanja di Indonesia saja. Di Indonesia semua ada, semua lengkap, barang bersaing. Mal-mal yang ikut juga hampir 600 mal," ungkap Budihardjo.
"Ada juga merk-merk global, akan memberikan dukungan, diskon. Semua untuk kepentingan menaikkan produksi omzet dalam negeri. Kita ingin fokus di dalam negeri, domestik, bisa menaikkan perputaran uang selama lebaran ini dikarenakan momentum lebaran sangat penting," pungkasnya.
Advertisement
Transaksi di Toko Ritel Selama Ramadan Ditargetkan Sentuh Rp 75 Triliun
Sebelumnya, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan, transaksi selama Ramadan di toko retail modern di Indonesia, bisa tembus hingga Rp 75 triliun selama bulan Ramadan. Kepastian pemberian THR hingga program potongan harga di sektor komoditi pangan, menjadi pendorong tercapainya target tersebut.
"Target penjualan, Rp 75 triliun. Bisa ya? Harus dipatok sejak awal (Ramadan),"ujar Airlangga kepada Ketua Aprindo Solihin, serta pengurus persatuan atau asosiasi pusat perbelanjaan lainnya, dalam peluncuran Friday Mubarak, di Hypermart Puri, Jumat (28/2/2025).
"Friday Mubarak, Jumat Barokah, ini berlaku sampai 30 Maret 2025, dan target penjualannya Rp 75 triliun. Tentu ini diharapkan menyumbang pertumbuhan konsumsi dalam negeri," ia menambahkan.
Bukan hanya Friday Mubarak, Airlangga juga memperkenalkan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) yang meluncurkan Bina Ramadan. Indonesian E-Commerce Association atau idEA mendorong Pasar Ramadan dan Ramadan Sale.
Dia menuturkan, Ramadan salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi di kuartal 1 tahun 2025. Sebab tercatat, pertumbuhan penjualan saat Ramadan memang lebih tinggi bila dibandingkan 12 lainnya selama 1 tahun, meskipun itu dibandingkan dengan Natal dan Tahun Baru ataupun event lainnya.
"Biasanya naik 10 hingga 15 persen. jadi diharapkan bisa menaikan angka konsumsi dalam negeri," kata dia.
Terlebih, kepastian soal pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk pekerja swasta dan ASN, juga sudah dikeluarkan oleh Presiden Prabowo Subianto, menambah peluang semakin naiknya transaksi selama Ramadan.
"Ini bisa jadi booster perekonomian nasional, kita lihat pertumbuhan ekonomi dalam negeri saat ini 5,05 persen, dengan target inflasi 2,6 persen plus minus 1,5 persen,"katanya.
