Orangtua Tersangka Perusak Baliho Demokrat Harap Anaknya Jadi Tahanan Luar

Hotniati juga heran kenapa anaknya berusia 22 tahun itu tergiur tawaran Rp 150 ribu untuk merusak atribut kampanye Demokrat.

oleh M Syukur diperbarui 17 Des 2018, 15:06 WIB
Diterbitkan 17 Des 2018, 15:06 WIB
Orangtua Perusak bendera Demokrat
Orangtua perusak bendera Partai Demokrat mendatangi Mapolda Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Hotniati hanya berharap anaknya Heryd Swanto menjadi tahanan luar oleh Polresta Pekanbaru. Pria berusia 60 tahun ini yakin anaknya hanya diajak orang untuk merusak bendera Partai Demokrat dan baliho penyambutan kedatangan Susilo Bambang Yudhoyono pada 15 Desember 2018.

Hotniati juga heran kenapa anaknya berusia 22 tahun itu tergiur tawaran Rp 150 ribu untuk merusak bendera. Pasalnya selama ini, Heryd merupakan orang berkecukupan karena selalu ikut dengannya berdagang di Pasar Kodim Pekanbaru.

"Saya tidak senang hati, saya tidak yakin dengan tawaran (Rp 150 ribu) itu. Kalau untuk beli rokok dan kebutuhan sehari-hari masih bisa anak saya ini," ucap Hotniati yang datang ke Mapolda Riau, Senin (17/12/2018).

Hanya saja, ketika Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo membeberkan perkembangan perusakan bendera Demokrat, sang pelaku Heryd tidak dihadirkan. Dia tidak ditahan di Mapolda Riau, melainkan di Mapolresta Pekanbaru.

Hotniati mengungkapkan buah hatinya itu sudah menyelesaikan kuliah beberapa tahun lalu. Karena tidak ada pekerjaan tetap, dia mengajak anaknya berdagang rempah-rempah ataupun bumbu masakan, sekaligus meneruskan usaha rintisan sejak puluhan tahun lalu.

"Berdaganglah nak, dia pun mau. Sudah beberapa bulan dia ikut kami," ucap Hotniati didampingi suaminya, Hermanto.

Hotniati menjelaskan, selama ini anaknya memiliki banyak teman. Temannya itu di antaranya ada yang dari PDIP meski sang anak bukan sebagai kader. Dia juga heran kenapa Heryd mau disuruh merusak bendera partai Demokrat.

 

Ada 35 Perusak Baliho

sby
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyambangi lokasi perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/12/2018). (Ist)

Sebelum kejadian, Heryd disebut orang tuanya sering berkumpul dengan pria inisial D dan F. Keduanya menyebut kepada Heryd bahwa ada order pekerjaan yang harus dilakukan sehingga keluar rumah sejak malam.

"Kami tidak tanya kemana, karena memang dia selalu keluar," sebut Hotniati.

Sejak ditahan, Hotniati sudah beberapa kali menemui anaknya itu. Kepada dirinya, Heryd menyebut ada 35 orang yang bergerak pada malam perusakan bendera partai di sejumlah titik di Kota Pekanbaru.

"Kalau yang mengajak itu, anak saya menyebutnya berhasil lari," sebut Hotniati.

Hotniati berharap orang yang mengajak anaknya ini ditangkap Polresta Pekanbaru sehingga kasus ini terang. Dia ingin pembawa anaknya itu dihukum seberat-beratnya.

"Saya berharap anak saya dibebaskan, kalau bisa tahanan kota, dia hanya diajak," imbuh Hotniati.

Sebelumnya dalam kasus perusakan bendera, polisi sudah menangkap tiga orang. Heryd ditangkap karena diduga merusak bendera Partai Demokrat, sementara dua tersangka lainnya inisial KS dan MW ditangkap karena diduga merusak bendera PDIP di Tenayanraya.

Terkait 35 orang yang disebut Heryd ikut merusak bendera Partai Demokrat, Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo menyebut masih mengusutnya. Diapun menegaskan Polri tidak bekerja berdasarkan pengakuan, melainkan bukti di lapangan.

"Polri bekerja tidak berdasarkan katanya katanya," tegas Widodo.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya