Wiranto Bentuk Tim Hukum, Amnesty: Pejabat Harus Menolerir Lebih Banyak Kritik

Usman mengatakan, hak atas kemerdekaan dalam menyatakan pendapat di Indonesia sudah terancam dengan berbagai ketentuan pidana tentang pencemaran nama baik.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mei 2019, 09:36 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2019, 09:36 WIB
Amnesty International Indonesia Dorong Pemerintah Buka Arsip Tragedi 65
Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid (kiri) (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menilai, rencana pembentukan tim khusus pengkaji ucapan tokoh atau Tim Hukum Nasional yang dianggap melanggar hukum, berpotensi membungkam kritik kepada pejabat negara.

"Padahal, pejabat negara harus menolerir lebih banyak kritik ketimbang individu yang tidak menduduki jabatan publik," ujar Usman seperti dikutip dari Antara, Sabtu (11/5/2019).

Usman kemudian mempertanyakan apa yang dimaksud dengan "ucapan yang melanggar hukum", sebagaimana dimaksud dalam rencana tersebut.

Menurut Usman, tanpa kejelasan apa yang dimaksud dengan "melanggar hukum" maka upaya pengawasan yang dimaksud menjadi rawan disalahgunakan untuk membungkam kritik yang sah dari warga negara terhadap pemerintah.

"Lebih jauh rencana ini berpotensi menimbulkan over kriminalisasi di Indonesia, karena membungkam kritik apalagi lewat pemidanaan, sama saja memperparah kompleksitas permasalahan over-kapasitas penjara di Indonesia," ujar Usman.

Usman menambahkan, dengan dibentuknya Tim Hukum Nasional hak atas kemerdekaan dalam menyatakan pendapat di Indonesia, sudah terancam dengan berbagai ketentuan pidana tentang pencemaran nama baik.

Menurut Usman penggunaan undang-undang pencemaran nama baik, penghinaan atau makar, dengan motif menghambat kritik terhadap pemerintah atau pejabat publik, berpotensi melanggar hak atas kemerdekaan berpendapat.

"Salah satu yang bermasalah adalah pasal yang memidanakan penghinaan terhadap pejabat dan lembaga negara," ucap Usman.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Bukan Badan Baru

Sebelumnya Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto berencana membentuk tim khusus pengkaji ucapan tokoh yang dianggap melanggar hukum.

Kepada Amnesty International Indonesia, Wiranto menjelaskan bahwa tim yang dibentuk oleh Kemenkopolhukkam bukanlah sebuah badan baru. Melainkan sebatas tim asistensi yang terdiri dari beberapa akademisi seperti Muladi, Romli Atmasasmita, Indriyanto Senoadji, hingga Yusril Ihza Mahendra.

Pembentukan tim tersebut dikatakan Wiranto tidak dimaksudkan untuk membungkam kritik seperti era Orde Baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya