PII: Kemacetan saat Arus Balik Bukan Karena Infrastruktur

Heru menilai kesiapan infrastruktur pada Mudik Lebaran 2019 ini justru sudah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jun 2019, 21:37 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2019, 21:37 WIB
One Way Arus Balik Tol Kalikangkung
Kendaraan yang didominasi pemudik melaju satu arah (One Way) di Tol Kalikangkung-Cikarang, Karawang, Jawa Barat, Minggu (9/6/2019). Sistem one way arus balik di jalur tersebut diperpanjang hingga pukul 24.00 WIB akibat tingginya volume kendaraan yang menuju Jakarta. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah ruas jalan mengalami kemacetan panjang saat arus balik mudik lebaran 2019. Kondisi itu berbeda jauh dengan arus keberangkatan mudik, yang relatif lancar hampir di seluruh ruas jalan.

Berbeda saat arus keberangkatan, Sejumlah ruas jalan seperti di Tol Trans Jawa, Jalur Pantura hingga Jalur Arteri Cikampek-Jakarta mengalami kepadatan saat arus balik. 

Terkait hal itu, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Heru Dewanto, menilai kemacetan arus balik tidak berkaitan dengan kesiapan infrastruktur, seperti jalan, tempat istirahat (rest area), dan sebagainya.

"Kemacetan arus balik terjadi karena semata-mata kapasitas jalan tidak didesain untuk menampung beban lalu lintas Lebaran yang meroket yang terjadi hanya setahun sekali,” kata Heru di Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Menurutnya, kesiapan infrastruktur pada Mudik Lebaran 2019 ini justru sudah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Heru Dewanto (Istimewa)

"Terutama infrasturktur jalan. Seperti Jalan Lintas Utara, Selatan dan Tengah Jawa sudah siap di atas 90 persen, ditambah Tol Trans Jawa,” kata Heru.

Lebih jauh, Heru menjelaskan, kemacetan dalam mudik lebaran bisa dikurangi drastis dengan tiga hal, yakni kesiapan infrastruktur, traffic management yang tepat dan perilaku pemudik yang efektif. Heru melihat dua hal terakhir yang masih menjadi penyebab terjadinya macet pada Arus Balik Lebaran 2019.

Terkait traffic management, Heru menyoroti soal tidak seimbangnya alokasi waktu arus mudik selama 7 hari (29 Mei-4 Juni) dengan arus balik selama 3 hari (7-9 Juni).

Ketidakseimbangan alokasi waktu itulah yang menyebabkan perbedaan kepadatan arus mudik dan arus balik.

"Dengan asumsi volume kendaraan yang sama antara arus mudik dan arus balik, ini kan ibarat memasukkan pasir ke dalam 7 ember, kemudian jumlah pasir yang sama dimasukkan ke dalam 3 ember, jelas luber,” kata Doktor Manajemen Strategis jebolan Universitas Indonesia ini.

Heru menilai, bila ketidaksiapan infraskturtur, termasuk infrastuktur penunjang seperti rest area dianggap menjadi salah satu penyebab kemacetan arus balik, harusnya kemacetan juga terjadi pada saat arus mudik.

“Jadi kalau sebabnya infrastruktur, pasti akibatnya dirasakan pada arus mudik maupun arus balik. Tidak parsial,” ujar dia.

 


Buat Regulasi One Way

Suasana Arus Balik Lebaran di Gerbang Tol Kalikangkun Semarang
Sejumlah mobil melintas di tol Kalikangkung, Semarang, Minggu (9/6/2019). Volume kendaraan arus balik Lebaran di Tol Trans Jawa dari GT Kalikangkung KM 414 menuju Cikampek KM 70 semakin bertambah. (Liputan6.com/Gholib)

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan akan meregulasikan sistem satu arah one way jalan tol saat arus mudik dan balik Lebaran untuk mengatur pemudik yang melintas. Hal ini untuk menghindari penumpukan kendaraan.

“Tapi ini pilihan, lain kali yang kita lakukan adalah law enforcement. Apa yang akan kita lakukan nanti kita pikirkan,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai Halalbihalal di Kemenhub, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019.

Pernyataan tersebut menyusul panjangnya kemacetan hingga 18 kilometer di Tol Cikampek arah Jakarta pada arus balik Lebaran ini. Menhub sudah menyarankan para pemudik untuk kembali ke Jakarta sebelum 9 Juni karena diprediksi puncak arus balik.

“Saya memang sudah menyarankan jangan tanggal 9 Juni. Saya menyarankan tanggal 9 Juni itu pasti bermasalah. Saya sudah bayangkan tujuh dibanding tiga,” katanya.

Selain itu, kepadatan arus mudik ke daerah Jawa Tengah dan Timur terpecah 60 persen, sementara arah Jakarta tetap 100 persen karena tujuannya satu.

“Satu hal yang perlu dicatat juga ya, kita pulang ke Semarang sampai itu 60 persen, kalau ke Jakarta itu semua berkumpul jadi 100 persen di satu hari yang sudah kita sampaikan di hari itu,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya