Penangkapan Teroris: Sepak Terjang Pimpinan Baru Jamaah Islamiyah

Jamaah Islamiyah dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan dibubarkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2007 lalu.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 01 Jul 2019, 13:06 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2019, 13:06 WIB
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kanan) menjelaskan soal eksistensi Jamaah Islamiyah. (Liputan6.com/Nanda
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kanan) menjelaskan soal eksistensi Jamaah Islamiyah. (Liputan6.com/Nanda

Liputan6.com, Jakarta - Sejak dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan dibubarkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2007 lalu, eksistensi Jamaah Islamiyah (JI) seolah tidak lagi terlihat. Namun nyatanya, kelompok tersebut masih aktif di bawah pimpinan yang baru.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyampaikan, amir kelompok tersebut yakni PW alias Abang alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arif alias Ahmad Fauzi Utomo, merupakan anggota lama dari Jamaah Islamiyah. Pada 2002 lalu, dia menjabat di bidang intelijen.

"Untuk tersangka sendiri keterlibatannya, rekam jejaknya, cukup panjang. Yang bersangkutan alumni pelatihan militer di Moro angkatan 2000. Yang bersangkutan aktif dalam struktur organisasi JI," tutur Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7/2019).

Dedi menyebut, PW merupakan sarjana S1 Teknik Sipil dari sebuah universitas ternama di Jawa. Dari sisi intelektual, bisa dikatakan dia memiliki kompetensi mumpuni. Termasuk juga ahli dalam merakit bom, kemampuan intelejen, hingga militer.

"Yang bersangkutan aktif dalam berbagai macam kegiatan terorisme di Indonesia. Mulai kasus bom Bali, tahun 2000 ada bom malam Natal, kemudian bom Kedutaan Besar Australia, dan yang bersangkutan aktif kerusuhan di Poso 2005 sampai 2007," jelas dia.

Menurut Dedi, berbagai pengalaman yang dimiliki PW membuatnya dibaiat menjadi amir baru Jemaah Islamiyah. Terlebih, kemampuan intelijennya digunakan sebagai pemberi masukan kegiatan kelompoknya di Poso sekaligus mempetakan suplai senjata ke Mujahidin Indonesia Timur.

"Yang bersangkutan mengetahui menyita sekitar 1 ton bahan peledak dan bom di Sukoharjo. Yang bersangkutan juga saat kerusuhan di Poso sebagai pendukung operasional maupun logistik selama 2005-2007," Dedi menandaskan.

 

Penangkapan 5 Teroris

Polri Tangkap 5 Terduga Teroris Jaringan JI
Densus 88 Antiteror Polri menangkap 5 terduga teroris jaringan Jemaah Islamiyah (JI). (Nanda Perdana Putra)

Densus 88 Antiteror Polri menangkap lima terduga teroris yang berasal dari organisasi terlarang, Jemaah Islamiyah (JI). Meski telah dibubarkan pemerintah pada 2007 lalu, nyatanya JI hingga kini masih ada dan terus menggalang kekuatan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, para terduga teroris yang ditangkap masing-masing berinisial PW, MY, BS, A, dan BT. PW merupakan pimpinan kelompok tersebut.

"Yang ditangkap ini (PW) dulunya 2002 di JI ini dia sebagai (penanggung jawab) di bidang intelijen. Setelah dinyatakan bubar, dia dibaiat sebagai amir JI yang ada di Indonesia," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7/2019).

Kelima terduga teroris itu ditangkap di sejumlah lokasi berbeda. PW selaku pimpinan organisasi dan istrinya MY diringkus Densus 88 di sebuah hotel di kawasan Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat.

"PS juga ditangkap pada waktu dan tempat yang sama. Peran PS sebagai penghubung antara amir (PW) dengan orang yang berhasil direkrut," jelas dia.

Kemudian terduga teroris A dibekuk pada Minggu 30 Juni 2019 di Perumahan Griya Satria, Bekasi, Jawa Barat. Dia merupakan hasil rekrutan PW yang turut bertugas menggerakkan organisasi JI di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya