Berstatus Tersangka Korupsi, Aspidum DKI Jakarta Diberhentikan

Selain memberhentikan sementara Agus, dua jaksa lain yang terlebih atas kasus ini pun dicopot dari jabatannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2019, 14:13 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2019, 14:13 WIB
KPK Tahan Aspidum Kejati DKI Jakarta
Asisten Bidang Tindak Pidana Umum (Aspidum) Kejati DKI Jakarta, Agus Winoto (rompi oranye) digiring petugas usai menjalani pemeriksaan terkait OTT kasus dugaan suap di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (29/6/2019). Agus Winoto ditahan di Rutan KPK cabang Guntur. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kejaksaan Agung telah memberhentikan sementara Agus Winoto dari jabatannya yakni Asisten Pidana Umum (Aspidum) di Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta. Agus diberhentikan terkait status tersangka suap yang diberikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kita telah melakukan pemberhentian sementara terhadap jaksa AW (Agus Winoto), yang jadi tersangka di dalam perkara di KPK," kata Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Jan Samuel Maringka di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (3/7).

Untuk mengisi kekosongan yang ditinggal oleh Agus, kini diisi oleh Robertus Tacoy yang sebelumnya menjabat Asisten Bidang Intelijen (Asintel) di Kejati DKI. Selain memberhentikan sementara Agus, dua jaksa lain yang terlebih atas kasus ini pun dicopot dari jabatannya.

Posisi Tacoy sebagai Asintel di Kejati DKI akan diisi Teuku Rahman. Sedangkan posisi Teuku yang ditinggalkan, yaitu Kepala Kejaksaan Tinggi Jakarta Timur (Kajati Jaktim), akan ditempati Yudi Kristiana. Yudi merupakan mantan jaksa KPK yang saat ini menjadi Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Salatiga.

Lalu, dua jaksa yang juga terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK bersama Agus dan penanganannya diserahkan ke Kejagung, yakni Kasubsi Penuntutan Kejati DKI Jakarta Yadi Herdianto dan Kasi Keamanan Negara dan Ketertiban Umum (Kamnegtibum) TPUL Kejati DKI Jakarta, Yuniar Sinar Pamungkas.

Saat ini, Yuniar dan Yadi diperiksa secara internal oleh kejaksaan terkait dugaan pelanggaran etik. Selain itu, pemeriksaan terhadap Yuniar dan Yadi dilakukan berkaitan dengan dugaan korupsi.

"Tentunya kita harapkan semua bekerja secara simultan dalam rangka memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap penanganan perkara yang dilakukan oleh kejaksaan," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Suap Penanganan Perkara

KPK Tahan Aspidum Kejati DKI Jakarta
Asisten Bidang Tindak Pidana Umum (Aspidum) Kejati DKI Jakarta, Agus Winoto (rompi oranye) saat berada di mobil tahanan KPK usai menjalani pemeriksaan terkait OTT kasus dugaan suap, Jakarta, Sabtu (29/6/2019). Agus Winoto ditahan di Rutan KPK cabang Guntur. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Asisten Bidang Tindak Pidana Umum (Aspidum) Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Agus Winoto sebagai tersangka kasus dugaan suap penanganan perkara penipuan investasi sebesar Rp 11 miliar di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Dia dijerat bersama dengan pihak swasta bernama Sendy Perico (SPE) dan pengacara bernama Alvin Suherman (AVS). Sendy Perico merupakan pihak yang berperkara di PN Jakarta Barat. Agus diduga menerima suap Rp 200 juta dari Sendy dan Alvin.

Kasus ini bermula dari operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap lima orang. Dua di antaranya yakni jaksa di Kejati DKI Jakarta, yakni Kasubsi Penuntutan Kejati DKI Jakarta Yadi Herdianto (YHE), dan Kasie Kamnegtibum TPUL Kejati DKI Yuniar Sinar Pamungkas (YSP).

Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif menjelaskan jika proses hukum terhadap dua jaksa Kejati DKI Jakarta akan diproses di Kejaksaan Agung.

"Yang ditetapan tersangka akan dikerjaksan di sini. Tapi untuk meningkatkan yang ikut tertangkap tangan (Yuniar dan Yadi) kami masih butuh keterangan dari pihak lain salah satunya dari yang diperiksa ini. Oleh karena itu, dari Kejaksaan Agung akan berupaya periksa lagi dan koordinasikan," ujar Syarif di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Sabtu (29/6).

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya