Tindaklanjuti Pidato Visi Indonesia Jokowi, Relawan Soroti Paham Radikalisme di BUMN

Menurut Samsul, dengan kondisi seperti ini, masyarakat perlu melihat, sebenarnya bukan masjidnya yang terindikasi radikal.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2019, 19:00 WIB
Bersama Ma"ruf Amin, Jokowi Sampaikan Pidato Visi Indonesia
Presiden RI terpilih 2019-2014, Joko Widodo saat menyampaikan pidato Visi Indonesia di SICC, Sentul, Kab Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019). Acara ini dihadiri sejumlah menteri kabinet kerja serta Wakil Presiden terpilih 2019-2024, KH Ma’ruf Amin. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pidato capres terpilih Jokowi dalam acara bertema Visi Indonesia yang digelar di SSC Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar) mendapat respons positif dari sejumlah kelompok relawan pendukung Jokowi-Ma’ruf. Salah satunya dari relawan Teman Jokowi. 

Wakil Ketua Teman Jokowi, Samsul B Ibrahim mengatakan pihaknya sependapat dengan pernyataan Jokowi yang menyebut Pancasila sebagai Rumah Indonesia Bersama. "Dan kita mesti tegas untuk menjaga Pancasila terutama dari ancaman Radikalisme," kata Samsul di Jakarta, Selasa (16/7/2019) 

Menurutnya, paham radikalisme menjadi ancaman serius bagi Pancasila, Kebinekaan dan keutuhan NKRI.

Karena itu senada dengan Visi Indonesia Jokowi, Samsul memberikan contoh adanya beberapa BUMN dan Kementerian yang terindikasi Radikalisme. Samsul pun mengutip laporan Staf Khusus Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Arief Tugiman yang menyampaikan adanya 100 masjid yang dimiliki gabungan kementrian, lembaga, dan BUMN, yang 41 di antaranya terpapar paham radikal.

"Dari data itu yang terpapar radikalisme ada di 11 masjid di kementrian, 11 masjid di lembaga, dan 21 masjid di BUMN," ucap dia.

Menurut Samsul, dengan kondisi seperti ini, masyarakat perlu melihat, sebenarnya bukan masjidnya yang terindikasi radikal, akan tetapi penceramah yang berada di masjid-masjid tersebut yang mempunyai paham radikalisme.

Samsul mengaku prihatin, banyak penceramah beraliran radikal yang masuk kedalam masjid yang dimiliki gabungan kementrian, lembaga, dan BUMN.

"Berdasarkan data yang tersebar di atas kurang lebih sekitar 50 penceramah yang sudah masuk kedalam masjid-masjid tersebut dan sudah terindikasi paham radikal. Kondisi sangat memprihatinkan," kata Samsul panjang lebar.

Samsul juga mengutip berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Wahid Institute pada 31 Oktober 2018, sebanyak 0,4 persen warga Indonesia pernah melakukan kegiatan radikal.

Berdasarkan survei itu,  sebanyak 39 mahasiswa di kampus besar di 15 provinsi tertarik paham radikalisme. Dan yang menyedihkan 7,7 persen orang Indonesia mau bertindak radikal.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Radikalisme di bidang Pendidikan

Samsul menegaskan berdasarkan pidato Visi Indonesia tentang Rumah Pancasila dan melihat laporan-laporan tentang Radikalisme, maka sudah saatnya pemerintah membersihkan seluruh BUMN dan Kementerian yang terindikasi radikalime.

"Ini merupakan tugas serius demi menjaga Rumah Kita Bersama, Pancasila dan NKRI. Jadi tidak bisa dianggap sepele dan setengah-setengah," kata dia. 

Tak hanya di BUMN dan Kementerian, Samsul juga mengajak semua pihak untuk memantau kegiatan yang terindikasi Radikalisme yang juga bisa masuk melalui pendidikan dan kemasyarakatan.

"Saya rasa pidato Bapak Jokowi tentang Rumah Kita Pancasila dan NKRI adalah sikap tegas Beliau menjaga dari ancaman Radikalisme," kata Samsul.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya