Hari ke-24, Pencarian Helikopter MI-17 di Papua Dilakukan Lewat Jalur Udara

Aidi mengatakan, pencarian helikopter dilakukan dengan berjalan kaki, mulai dari pegunungan Botak, Distrik Oksebang, dan Kampung Kobibkop.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jul 2019, 07:45 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2019, 07:45 WIB
Pencarian Helikopter MI-17
Heli jenis Bell yang digunakan untuk pencarian helikopter MI-17 yang hilang kontak sejak Jumat pekan lalu. (Liputan6.com/Katharina Janur/Kodam Cenderawasih)

Liputan6.com, Jakarta - Kapendam XVII Cenderawasih Kol Ing M Aidi mengaku, pencarian helikopter MI-17 yang hilang kontak sejak 28 Juni lalu hingga kini masih nihil.

Menurut Aidi, belum ada tanda-tanda tentang keberadaan helikopter milik TNI AD yang mengangkut 12 orang tersebut.

"Walaupun demikian pencarian masih terus dilakukan yang dipusatkan di beberapa lokasi yang dicurigai," kata Aidi seperti dilansir dari Antara, Senin (22/7/2019).

Aidi mengatakan, pencarian helikopter dilakukan dengan berjalan kaki, mulai dari pegunungan Botak, Distrik Oksebang, dan Kampung Kobibkop. Selain itu, pencarian helikopter juga dilakukan melalui jalur udara.

"Selain pencarian dilakukan melalui jalan darat juga lewat udara dan sempat dilakukan tiga kali menggunakan helikopter yang stand by di Oksibil namun belum menemukan titik terang," ucap Aidi.

Sebelumnya, helikopter dengan nomor registrasi HA-5138 milik TNI AD hilang kontak pada Jumat 28 Juni 2019 dengan membawa tujuh kru dan lima penumpang, yakni prajurit 725/WRG yang melakukan pergantian tugas.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Diduga di Gunung Aprok

Ilustrasi helikopter
Ilustrasi helikopter (iStock)

Helikopter nahas itu diketahui hilang kontak saat melintas di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pukul 11.44 WIT. Kini keberadaannya diperkirakan ada di punggung Gunung Aprok, Distrik Oksop.

"Tim SAR Darat sedang mendaki Gunung Aprok dan Gunung Mol. Diperkirakan heli ada di balik gunung itu, yakni Gunung Aprok karena bunyi gemuruhnya ada di belakang gunung itu," kata Dandim 1702 Jayawijaya, Letkol Inf Chandra Dianto ketika dikonfirmasi dari Sentani, Kabupaten Jayapura, Minggu 30 Juni 2019. 

Perkiraan ini didasarkan keterangan warga setempat yang sempat mendengar suara gemuruh.

Menurut dia, Tim SAR Darat menghadapi kondisi geografis yang tidak mudah karena warga setempat tidak pernah masuk ke lokasi tersebut.

"Gunung Aprok disakralkan oleh masyarakat adat setempat. Tadi sudah dilakukan ritual supaya tim bisa masuk," ujar Chandra.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya