Kodam Cenderawasih Bantah Helikopter MI-17 yang Hilang Angkut Bronjong

Helikopter tersebut memang membawa bronjong sebelum mengalami insiden dan sudah diturunkan sebelumnya di Oksibil.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jul 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2019, 07:00 WIB
Ilustrasi helikopter
Ilustrasi helikopter (iStock)

Liputan6.com, Papua - Pihak Kodam XVII Cenderawasih membantah terkait informasi helikopter MI 17 membawa bronjong saat dilaporkan hilang dalam penerbangan Oksibil-Sentani, 28 Juni 2019.

"Tidak benar saat insiden terjadi helikopter milik TNI AD membawa bronjong," kata Kapendam XVII Cenderawasih Kol Inf Muhammad Aidi kepada Antara, Sabtu (14/7/2019) di Jayapura.

Dijelaskan, dari laporan yang diterimanya, helikopter tersebut memang membawa bronjong sebelum mengalami insiden dan sudah diturunkan sebelumnya di Oksibil.

Namun tidak diketahui dengan pasti dari mana asal bronjong tersebut, aku Aidi seraya menambahkan saat terbang dari Sentani ke Oksibil membawa 10 ton bama.

"Kemungkinan bronjong tersebut dibawa dari Okbibab ke Oksibil, namun yang pasti saat kembali terbang dari Oksibil ke Sentani tidak membawanya," tegas Aidi.

Ketika ditanya apakah sudah ada titik terang dalam pencaharian, mantan Waas Intel Kodam XVII Cendrawasih itu, Kol Inf Aidi mengaku belum ada informasi pasti tentang keberadaan helikopter MI 17 yang membawa 12 penumpang dan crew.

Pencaharian masih terus dilakukan baik melalui udara maupun darat, kata Kol Inf Aidi.

Bronjong atau gabions adalah kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng yang pada penggunaannya diisi bebatuan untuk mencegah erosi yang dipasang pada tebing-tebing, tepi-tepi sungai, yang proses pembuatannya menggunakan mesin.

Helikopter MI 17 dengan nomor penerbangan HA-5138 hilang kontak dalam penerbangan Oksibil-Sentani, Jumat (28/6).

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya