Agar Prima, Sapi Kurban di Duren Sawit Minum Jamu dan Pijat

Menurut pedagang sapi di Duren Sawit, fisik hewan kurban perlu mendapatkan perawatan ekstra agar tetap prima.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Agu 2019, 18:03 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2019, 18:03 WIB
Sapi
Ilustrasi sapi (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Idul Adha identik dengan menjamurnya para pedagang hewan kurban di pelosok Ibu Kota. Di tengah persaingan bisnis kurban yang semakin ketat, mereka pun berlomba mencari cara agar peliharaannya laku di pasaran. 

Salah satunya seperti yang dilakukan Wagino, pedagang sapi di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Menurutnya, agar laku terjual dengan harga yang sesuai, fiisk hewan kurban perlu mendapatkan perawatan ekstra agar tetap prima.

"Kita biasanya kasih sapi-sapi ini kayak ramuan jamu. Misalnya madu atau air tebu. Itu untuk menambah nafsu makan sama minum," kata Wagino, Sabtu (10/8/2019). 

Satu hal lagi yang tak kalah penting. Seperti halnya manusia, hewan kurban perlu mendapatkan perlakuan khusus, yakni dipijat sebelum diberangkatkan, bahkan setelah tiba di Jakarta. 

"Kalau dipijat bener ya. Biasanya sebelum diberangkatkan ke Jakarta sama pas sampai dua hari lah. Soalnya kan pengirimannya lewat laut, jadi suka pada mabok sama pegel-pegel juga sapinya," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pentingnya Jamu dan Pijat untuk Sapi Kurban

sapi kurban dari Jokowi
Berbobot 750 kilogram, sapi kurban dari Presiden Jokowi dibeli dari masyarakat transmigran di perbatasan Papua Nugini. (Liputan6.com/Katharina Janur/Nyoman Polos)

Wagino mendatangkan sapi-sapinya dari Bali. Dia mengaku ada kalanya sapi itu lemas dan tidak nafsu makan ketika sampai di Jakarta.  

"Kalau sudah sampai sini tuh kadang udah kehilangan stamina dan enggak mau makan. Nah kalau dah gitu bisa sakit atau mati. Makanya jamu sama pijat itu perlu," kata Wagino.

 

Jagat Alftah Nusantara

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya