Liputan6.com, Jakarta - Satu per satu fakta mengejutkan terungkap dari Aulia Kesuma (45). Ia menjadi otak pembunuhan dan pembakaran suaminya Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya M Pradana alias Dana alias D (23).
Tak hanya itu, Aulia Kesuma juga menghabisi nyawa keduanya dengan bantuan anaknya Geovanni Kelvin Octavianus Robert alias KV.
Aulia Kesuma dengan tega menghabisi keduanya lantaran terlilit utang sebesar Rp 10 miliar. Tak cuma itu dia juga ingin menguasai harta suaminya dengan cara menjual rumah.
Advertisement
Saat ini, ia sudah dibawa ke Mapolda Metro Jaya. Dengan pengawalan ketat jajaran Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Aulia tiba sekitar pukul 17.30 WIB menaiki mobil warna hitam bernopol B 2620 BZM.
Di hadapan penyidik, Aulia mengungkap rencana jahat menghabisi Edi dan Dana. Berikut pengakuan-pengakuan Aulia Kesuma:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembunuhan Direncakan Sejak Juli
Pembunuhan Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan di Pradana alias Dana alias D (23) rupanya sudah direncanakan Aulia Kesuma sejak Juli 2019 lalu.
Namun akhirnya urung dilakukan. Akhirnya, ia merencanakan skenario pembunuhan dengan menyewa jasa empat orang eksekutor.
Informasi jasa itu didapatkan Aulia melalui suami mantan ART-nya. Meski harga sewa jasa sebesar Rp 500 juta, ia menyanggupinya.
Namun belakangan hanya dua orang eksekutor yang ikut terlibat mereka adalah Sugeng dan Agus. Sementara RD dan AL urung melakukan lantaran AL terganggu kesehatannya.
"Dalam perjalanan mereka (dua orang ini) dari Kalibata ke rumah korban, kedua eksekutor seperti sakit atau kesurupan. Akhirnya yang dua diantar kembali di suatu tempat. Sehingga pada pelaksanaan eksekusi itu hanya dua orang," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi.
Advertisement
Datangi Dukun Santet
Pembunuhan yang dilakukan Aulia Kesuma terhadap suaminya Edi Chandra Purnama dan anak tiri Adi Perdana telah direncanakan secara matang.
Bahkan, menurut AKBP Nasriadi, sebelum pembunuhan itu terjadi, Aulia Kesuma sempat mendatangi dukun untuk menyantet suaminya. Akan tetapi, niat keji itu tak berhasil.
"Konsultasi ke paranormal agar bisa meluluhkan suaminya agar bisa mah menjual rumah, tapi enggak berhasil. Kemudian ke paranormal agar disantet dan sebagainya tapi enggak berhasil," kata Nasriadi.
Sempat Ajak Suami Berhubungan Intim
Strategi pembunuhan Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54), yang dilakukan Aulia Kesuma mulus ibarat skenario sinetron.
Sebelum melancarkan aksi pembunuhan, Aulia sempat melakukan hubungan intim dengan korban Edi. Hal ini juga sudah dirancang bersama empat eksekutor dan anak kandungnya, KV pada Sabtu, 24 Agustus 2019.
Saat sampai di rumah, Aulia memberikan jus yang sudah dicampur dengan 10 butir obat tidur. Namun, reaksi yang ditimbulkan tidak instan.
Edi masih bisa beraktivitas. Ia pun mengajak Edi untuk melakukan aktivitas seksual. Harapannya agar mempercepat efek dari obat tidur.
"Iya supaya (korban) tidak ada curiga dan cepat merasa lelah. (setelah berhubungan badan) korban melakukan yoga dan ketiduran di lantai," ucap AKBP Nasriadi.
Advertisement
Bakar Rumah Lebak Bulus
Untuk menghilangkan jejak setelah membunuh suami dan anak tirinya, Aulia Kesuma menyusun rencana untuk membakar rumah yang berlokasi di Lebak Bulus.
Modus kebakaran rumah dirancang dua eksekutor dengan memakai obat nyamuk spiral dipasang korek api yang sudah disambung dengan ceceran bensin. Para pelaku berharap peristiwa terjadi mulus sesuai rencana.
"Dua eksekutor atas nama SG merakit obat nyamuk spiral yang ujungnya dipasang korek, apabila obat nyamuk habis akan bersambung korek dan KV mengambil bensin yang ada di motor, kemudian disiramkan di garasi kamar utama dan disiramkan di kamar dana, baru dirakit rakitan tersebut, di garasi kemudian di kamar utama dan kamar Dana," papar AKBP Nasriadi.
Namun, misi itu gagal karena yang terbakar hanya kamar Dana, sedangkan garasi dan kamar utama tidak terbakar.
Tak Paksa Sang Anak
Selain membayar empat orang, Aulia Kesuma dibantu anaknya Geovanni Kelvin Octavianus Robert alias KV untuk menghabisi kedua korban.
Turut serta KV tidak ada unsur paksaan dari Aulia. Kelvin melakukan itu karena sakit hati kepada korban.
"KV enggak ada (pemaksaan). Dia juga merasa sakit hati karena merasa terusir dari rumah tersebut," pungkas AKBP Nasriadi.
Reporter : Desi Aditia Ningrum
Sumber : Merdeka.com
Advertisement