Polri: Kebakaran Hutan Masih Dominan di Wilayah Riau dan Jambi

Dedi menegaska, terkait kasus kebakaran hutan, pihaknya telah menetapkan 175 tersangka.

oleh Yopi Makdori diperbarui 13 Sep 2019, 16:39 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2019, 16:39 WIB
Karhutla Kalteng
Kebakaran hutan dan lahan sempat mengancam Suaka Margasatwa (SM) Lamandau di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. (Foto: BKSDA Kalteng/Liputan6.com/Rajana K)

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia didominasi dari wilayah Indonesia barat. Tepatnya di wilayah provinsi Riau dan Jambi.

"Ya kalau Sumatera masih mendominasi, khususnya daerah Riau dan Jambi. Cuma kan sudah mulai turun, kalau Kalimantan sudah mulai turun hujan. Kalimantan yang paling mendominasi hanya Kalimantan Tengah," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta Selatan, Jum'at (13/9/2019).

Kebakaran hutan ini, menyebabkan wilayah di sekitarnya tertutup kabut asap.

Dedi menegaska, terkait kasus kebakaran hutan, pihaknya telah menetapkan 175 tersangka. Mereka ditangani oleh enam Polda. Yakni Polda Riau, Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Selatan (Kalsel), Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi.

"Polri masih fokus dalam hal penyelesaian pemberkasan," kata Dedi.

Selain itu, kata Dedi, polisi juga telah menetapkan empat korporasi atau perusahaan yang bertanggung jawab atas berbagai kebakaran hutan tersebut.

"Nanti saya update lagi apakah ada tersangka secara personal yang bertanggungjawab di koorporasi tersebut," tutupnya

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kebakaran Hutan Terus Memburuk

Asap Karhutla Selimuti Pekanbaru
Pengendara motor menembus kabut asap pekat yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (10/9/2019). Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut menurunkan jarak pandang dan kualitas udara turun ke status tidak sehat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, kebakaran hutan di wilayah Riau terus memburuk. Kabut asap kiriman dari Siak, Pelalawan, Indragiri Hilir serta daerah lainnya terus berdatangan dibawa tiupan angin ke ibu kota Provinsi Riau.

Pada Selasa pagi, 10 September 2019, jarak pandang bahkan berkisar antara 800 meter hingga 1 kilometer saja. Hidung-pun dipaksa mencium partikel debu hasil kebakaran lahan dan terkadang membuat sesak dada.

Masker atau alat penutup hidung lainnya harus dibawa ke mana-mana ketika beraktivitas di luar. Namun, kedua mata tetap saja perih ketika diterpa partikel halus dari kabut asap yang menyelimuti hampir setiap sisi Kota Pekanbaru.

Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, kondisi serupa juga terjadi di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu. Jarak pandang di sana juga 800 meter karena kabut asap.

"Kabupaten Pelalawan juga diselimuti kabut asap, jarak pandang 1,5 kilometer. Begitu juga dengan Kota Dumai, jarak pandang 3 kilometer karena asap," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Marzuki, Selasa (10/9/2019).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya