Tidak Menonjol dalam 100 Hari, Ma'ruf Amin: Jangan Ada Matahari Kembar

Menurut Ma'ruf, sebagai wakil, dirinya harus mematuhi segala tugas yang diberikan Presiden, khususnya yang bersifat koordinatif dan bukan operasional.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 29 Jan 2020, 17:09 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2020, 17:09 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat menjawab pertanyaan para wartawan di Kantor Presiden, Jalan Veteran, Jakarta. (Liputan6.com/Radityo Priyasmoro)
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat menjawab pertanyaan para wartawan di Kantor Presiden, Jalan Veteran, Jakarta. (Liputan6.com/Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta Usai dilantik akhir Oktober 2019, Wakil Presiden Ma'ruf Amin segera menggenapkan masa kerja 100 hari pertama. Menurut penilaian sejumlah pihak, peran Ma’ruf kurang menonjol di pemerintahan.

Menanggapi hal itu, Wapres Ma'ruf merasa anggapan itu baik, sehingga tak memunculkan isu dualisme.

"Saya kan wakil presiden, kalau saya menonjol jadi matahari kembar dong. Saya kan dampingi Presiden, rapat-rapat saya jalankan juga," ujar Wapres Ma'ruf Amin di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (29/1/2020).

Menurut Ma'ruf, sebagai wakil, dirinya harus mematuhi segala tugas yang diberikan Presiden, khususnya yang bersifat kordinatif dan bukan operasional.

"Tugas operasional adalah tanggung jawab menteri. Tugas saya mengkoordinasi rapat, seperti rapat koordinatif di UMKM, radikalisme, reformasi birokarsi, stunting. Memang itu tugas wapres," kata mantan rais aam PBNU ini.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pertumbuhan Ekonomi Meningkat

Wapres Ma'ruf Amin menerima kedatangan pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal, Selasa (28/1/2020).
Wapres Ma'ruf Amin menerima kedatangan pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal, Selasa (28/1/2020).

Untuk kinerja ke depannya, Ma'ruf mengaku tantangan yang dihadapi tidak mudah. Kendati dia bersyukur dengan nilai pertumbuhan 5,1 persen yang dicapai pemerintah saat ini. Sebab, angka tersebut masih lebih baik dari negara berkembang lainnya.

"Pertumbuhan kita memang lebih besar didukung sektor konsumsi. Sekarang memang ada kelambatan, tapi itu masih bagus dibanding yang lain, karena itu pemerintah membuka investasi agar pendapatan masyaralat dan pendapatan lainnya akan naik," terang Ma'ruf.

Ma'ruf berharap capaian pemerintah jelang 100 hari pertamanya tidak lagi dilihat dari sebelah sisi saja. Karena menurut dia, secara umum semua dalam kondisi yang on the track.

"Jadi secara umum dilihat tidak persektor ya dan semoga dengan Omnibus Law juga dapat mendukung ini," Ma'ruf menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya