Cegah Dampak Virus Corona, Pemerintah Tambah Nilai Bantuan Sembako

Dirjen Penanganan Fakir Miskin (PFM) Andi ZA Dulung mengatakan kenaikan bantuan itu diperlukan agar KPM bisa meningkatkan gizi keluarga mereka.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 02 Mar 2020, 21:04 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2020, 21:04 WIB
Pemerintah dan DPR Bahas Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
Mensos Juliari P Batubara saat rapat kerja gabungan dengan DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/2/2020). Rapat membahas kenaikan iuran BPJS Kesehatan, data peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), dan peran pemda dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Sosial akan segera mengeksekusi bantuan sosial (bansos) yang telah naik nilainya menjadi Rp 200 ribu per Maret 2020 sebagai bagian dari instrumen fiskal atasi dampak virus Corona atau Covid19 terhadap ekonomi Indonesia.

"Dari Rp 10 triliun (instrumen fiskal), Kementerian Sosial dapat Rp 4,56 triliun untuk tambahan sembako Rp 50 ribu per-KPM (Keluarga Penerima Manfaat) disalurkannya besok Maret selama enam bulan," kata Menteri Sosial Juliari Batubara dalam keterangan persnya, Senin (2/3/2020).

Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) berubah menjadi Program Sembako di awal 2020 menjadi Rp 150 ribu per bulan dari Rp 110 ribu per bulan. Namun pemerintah memutuskan untuk menambahnya menjadi Rp 200 ribu per bulan sebagai bagian dari instrumen fiskal selama enam bulan sampai Agustus.

Juliari menambahkan hal ini merupakan crash program, respons pemerintah untuk menjaga konsumsi dan kebutuhan gizi di lapisan terbawah sehingga tidak terganggu oleh perlambatan ekonomi.

"Jika dalam enam bulan prospek ekonomi sudah membaik maka nilai Bantuan Sembako akan kembali ke angka Rp 150 ribu per bulan," kata dia.

Sementara itu, Dirjen Penanganan Fakir Miskin (PFM) Andi ZA Dulung mengatakan kenaikan bantuan itu diperlukan agar KPM bisa meningkatkan gizi keluarga mereka.

"Ini merupakan perhatian pemerintah terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat didasari oleh alokasi pengeluaran pangan yang dikeluarkan oleh masyarakat dapat menghabiskan 2/3 sampai 3/4 anggaran rumah tangga di Indonesia," kata Dirjen PFM.

Beras sebagai makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia juga memberikan kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan, yaitu 19,54% di perkotaan dan 25,51% di perdesaan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tekan Angka Kemiskinan

Ilustrasi Pantau Rupiah
Ilustrasi Pantau Rupiah (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Disamping untuk meningkatkan konsumsi KPM, menurut Dirjen PFM kenaikan tersebut juga ditujukan untuk menekan angka kemiskinan di Indonesia.

"Data BPS mencatat persentase penduduk miskin kembali menurun ke angka 9,22% di bulan September 2019 dari sebelumnya 9,41% di bulan Maret 2019. Jika dilihat dari jumlah maka sudah sekitar 360 ribu orang keluar dari jerat kemiskinan dari Maret 2019 ke September 2019," tambah Dirjen PFM.

"Hal ini menunjukkan bahwa upaya penanganan kemiskinan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah yang salah satunya adalah Program Sembako dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama bekerja guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera," imbuhnya.

Kementerian Sosial melalui Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah I mencatat sampai dengan Bulan Maret 2020 sudah menyalurkan Bantuan Program Sembako senilai 2,7 Triliun rupiah dengan KPM sejumlah 5.354.282.

Untuk Provinsi Bengkulu Program Sembako sudah disalurkan senilai Rp.61.662.100.000 untuk KPM sejumlah 125.117.

Adapun untuk Kabupaten Bengkulu Utara senilai Rp.9.731.800.000 untuk 19.433 KPM.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya