Pasien Covid-19 Melonjak di Tangsel, Wali Kota Airin Ambil Alih Gugus Tugas

Airin menyatakan masa tanggap darurat wabah virus Corona di Tangsel diperpanjang hingga 29 Mei 2020 sesuai dengan arahan dari BNPB.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 31 Mar 2020, 08:02 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2020, 08:02 WIB
Ketua DPD Golkar Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany.
Ketua DPD Golkar Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany. (Liputan6/Pramita)

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany mengambil alih Gugus Tugas Covid-19 di wilayahnya. Kepala Gugus Tugas di Tangsel yang sebelumnya diemban Sekda Tangsel Muhammad, kini diketuainya langsung.

Langkah dilakukan Airin karena jumlah pasien Covid-19 di wilayahnya terus meningkat. Tercatat hingga Senin sore, 30 Maret 2020, jumlah ODP ada 280 orang, PDP 123 orang, positif 31 orang, dan meninggal 6 orang. Kasus tertinggi di Pondok Aren.

"Terkait edaran Mendagri, satuan gugus tugas dipimpin langsung oleh kepala daerah. Jadi untuk ketua saya, wakil Dandim dan Kapolres," ungkap Airin, Selasa (31/3/2020).

Airin menyatakan, masa tanggap darurat wabah virus Corona di Tangsel diperpanjang hingga 29 Mei 2020 sesuai dengan arahan dari BNPB. Hal itu berarti juga memperpanjang masa belajar di rumah bagi seluruh sekolah ataupun kampus yang ada di wilayah tersebut, dengan menyesuaikan perpanjangan masa tanggap darurat atau seusai Hari Raya Idul Fitri.

"Pengumuman perpanjangan masa darurat ini akan kita sampaikan hingga tingkat RT/RW, agar semua pihak bisa bekerja sama dalam memutus rantai penyebaran virus Corona," kata Airin.

 

Karantina Wilayah Masih Dibahas

Gubernur Banten Wahidin Halim menyatakan, Pemerintah Provinsi Banten sedang membahas masalah lockdown yang bertujuan untuk mencegah dan memutus mata rantai penularan virus Corona (Covid 19).

"Pemprov Banten membahas masalah lockdown bersama Kapolda Banten dan Danrem 064/Maulana Yusuf," kata Halim seperti dikutip dari Antara di Serang, Senin (30/3/2020).

Ia menyatakan, karantina wilayah tidak sesederhana yang dibayangkan, tidak sekadar menutup pintu dan tidak sekadar menolak orang yang datang dari luar. Apalagi Banten sudah terintegrasi dengan Jakarta karena sehari-harinya orang Banten cari pekerjaan dan penghidupan ke Jakarta.

"Jadi, Banten-Jakarta itu daerah yang sudah menjadi kawasan terintegrasi. Kita susah memantau pergerakan. Termasuk kulturnya, tradisinya, dan kebiasaannya. Kami sedang cari formulasi. Format bagaimana berhadapan dengan tuntutan dan permintaan masyarakat," katanya.

Tentu, kata dia, harus hari-hati dengan pertimbangan sosial, politik, dan penting pertimbangan ekonomi. Jangan sampai menambah pengangguran baru karena kalau banyak masyarakat yang menganggur, apa yang mau mereka makan. "Ada tanggung jawab negara di situ," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya