Liputan6.com, Jakarta - Selama satu pekan dirawat di Rumah Sakit Tarakan, seorang Ketua RW 07, Jembatan Besi Tambora, Jakarta Barat akhirnya dizinkan pulang ke rumah.
Sosok Ketua RW tersebut sempat bikin heboh lantaran tetap menjalankan aktivitas di luar rumah meski telah dinyatakan positif Covid-19. Salah satunya menjadi imam salat tarawih di musala Baitul Muslimin.
Baca Juga
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Kristi Wathini menerangkan, pihak rumah sakit Tarakan kembali melakukan tes swab terhadap kakek tersebut guna mengetahui perkembangan kondisi kesehatan pasien. Kristi mengatakan, ternyata hasilnya menunjukkan negatif Covid-19.
Advertisement
"Salah satu indikator boleh pulang atau tidak harus swab ulang. Nah kemarin 2 kali lakukan tes swab, kakek dinyatakan sembuh," kata dia saat dikonfirmasi, Minggu (17/5/2020).
Selain itu, Kristi menambahkan pihak rumah sakit juga membandingkan hasil foto rontgen pra masuk rumah sakit dan pascakeluar rumah sakit.
"Gambaran awalnya menunjukkan pasien tersebut Covid-19 dan terakhir ada gambaran berbeda ke arah perbaikan," ujar dia.
Kristi menyatakan, daya tahan tubuh tergolong baik. Sehingga dapat sembuh lebih cepat dibandingkan pasien Covid-19 lainnya.
"Kakek ini sudah menularkan sembilan orang yang ada dilingkungannya. Tapi belum tentu daya tahan tubuh sembilan orang ini sebaik dia (kakek)," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sempat Pimpin Salat Tarawih
Sebelumnya, 20 jemaah di musala Baitul Muslimin berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) setelah berinteraksi dengan seorang kakek terkonfirmasi positif Covid-19.
Kakek itu sempat menjadi imam pada salat tarawih Sabtu (9/5/2020) malam.
Camat Tambora, Bambang Sutama mengatakan, kakek itu tertular Covid-19 dari cucunya.
"Cucunya waktu itu menjalani rapid test sekaligus tes swab di Puskemas. Hasilnnya menunjukkan positif Covid-19. Kakek dan istrinya kemudian ikut melakukan tes serupa pada hari jumat diketahui hasilnya positif," kata dia saat dikonfirmasi, Senin (11/5/2020).
Bambang menuturkan, celakanya kakek itu tetap beraktivitas seperti biasa di luar rumah. Bahkan menolak untuk dirujuk ke RS Wisma Atlet Kemayoran.
"Dia (kakek) menyampaikan 'saya tidak kena Covid-19 tapi gejala typus. Nah malemnya masih mimpin salat tarawih," ucap dia.
Bambang mengatakan, tak kehabisan akal membujuk satu keluarga itu agar mau menjalani perawatan di rumah sakit. Akhirnya pada Minggu kemarin kakek dan istrinya bersedia dibawa ke Rumah Sakit Tarakan.
Selain itu, Bambang menerangkan, pihaknya juga menelusuri ke orang yang pernah kontak langsung dengan pasien. Pihaknya menemukan setidaknya ada 28 orang. 20 diantaranya adalah jemaah ikut tarawih bersama kakek tersebut. Belakangan diketahui sembilan diantaranya positif Covid-19.
Advertisement