Liputan6.com, Jakarta Kabar duka datang dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Mantan Ketua Majelis Syuro KH Hilmi Aminuddin meninggal dunia hari ini, Selasa (30/6/2020).
Presiden PKS Sohibul Iman membenarkan kabar duka tersebut. "Insya Allah benar," katanya saat dikonfirmasi.
Sohibul menyebut almarhum mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 14.24 WIB.
Advertisement
"Tadi saya dapat kabar dari adik almarhum yang tinggal di Bandung juga," jelasnya.
Dia pun merasa kaget, dan menegaskan PKS merasa sangat kehilangan.
"Tentu kami kaget dan merasa sangat kehilangan sosok yang mengayomi, mendidik, dan membesarkan partai kami semua," ucapnya.
Berdasarakan informasi yang diterima Liputan6.com, almarhum meninggal dunia di RS Sentosa Central.
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun. Telah berpulang ke rahmatulloh Gurunda kami KH. Hilmi Aminuddin Hari ini pukul 14.24 di ruangan Berlian Timur RS. Santosa Central. Smoga almarhum husnul khotimah, dn keluarga nya diberi kesabaran dn mendapat ridho Allah..aamiin," demikian informasi tersebut.
Di kesempatan terpisah Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, meminta semua pihak untuk mendoakan almarhum. "Tolong didoakan (almarhum)" kata Hidayat.
Diketahui, Hilmi Aminuddin merupakan pendiri gerakan dakwah atau yang diera 1980-1990-an dikenal dengan sebutan harakah tarbiyah. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Majelis syuro PKS.
Rekam Jejak
Hilmi Aminuddin adalah putra Danu Muhammad Hasan, satu dari tiga tokoh penting Darul Islam (Tentara Islam Indonesia) pimpinan Kartosoewirjo.
Pada usia enam tahun, Hilmi memulai pendidikannya dengan mendaftar di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Selulusnya dari sana, dia berkelana ke sejumlah pesantren di Jawa. Pada tahun 1973, Hilmi memutuskan untuk berangkat ke Arab Saudi dan belajar di Fakultas Syariah Universitas Islam di Madinah.
Selama enam tahun menuntut ilmu di universitas tersebut, Hilmi kerap berkumpul dengan Yusuf Supendi yang juga merupakan tokoh perintis PKS. Kala itu Yusuf sedang berkuliah di Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud, Riyadh.
Sekitar tahun 1978, Hilmi Aminudin lulus kuliah dan pulang ke Indonesia. Sepulangnya dari Arab Saudi, Hilmi memulai kariernya dengan berdakwah.
Tapi karena Hilmi tidak memiliki Pondok Pesantren seperti kebanyakan ulama di Indonesia saat itu, Hilmi pun berdakwah dari masjid ke masjid, atau dari satu kelompok pengajian ke kelompok pengajian lainnya.
Pada tahun 1998, Hilmi bersama beberapa rekannya mendirikan Partai Keadilan dan pada tahun 2002, partai tersebut berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera agar bisa ikut pemilihan umum dua tahun berikutnya.
Advertisement