Pendiri dan Mantan Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin Meninggal Dunia

Hilmi Aminudin mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 14.24 WIB di rumah sakit Santosa Central,

oleh Muhammad Ali diperbarui 30 Jun 2020, 17:49 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2020, 15:31 WIB
2foto-hilmi130516c.jpg
Hilmi Aminudin.

Liputan6.com, Jakarta Kabar duka datang dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Mantan Ketua Majelis Syuro PKS KH Hilmi Aminuddin meninggal dunia.

Dari informasi yang diterima Liputan6.com, Hilmi Aminuddin meninggal pada hari ini, Selasa (30/6/2020). Almarhum mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 14.24 WIB.

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun. Telah berpulang ke rahmatulloh Gurunda kami KH. Hilmi Aminuddin Hari ini pukul 14.24 di ruangan Berlian Timur RS. Santosa Central. Smoga almarhum husnul khotimah, dn keluarga nya diberi kesabaran dn mendapat ridho Allah..aamiin," demikian informasi tersebut.

Hilmi Aminuddin merupakan pendiri gerakan dakwah atau yang diera 1980-1990-an dikenal dengan sebutan harakah tarbiyah dan pernah menjabat sebagai Ketua Majelis syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hilmi Aminuddin adalah putra Danu Muhammad Hasan, satu dari tiga tokoh penting Darul Islam (Tentara Islam Indonesia) pimpinan Kartosoewirjo.

Pada usia enam tahun, Hilmi memulai pendidikannya dengan mendaftar di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Selulusnya dari sana, dia berkelana ke sejumlah pesantren di Jawa. Pada tahun 1973, Hilmi memutuskan untuk berangkat ke Arab Saudi dan belajar di Fakultas Syariah Universitas Islam di Madinah. Selama enam tahun menuntut ilmu di universitas tersebut, Hilmi kerap berkumpul dengan Yusuf Supendi yang juga merupakan tokoh perintis PKS. Kala itu Yusuf sedang berkuliah di Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud, Riyadh.

Sekitar tahun 1978, Hilmi Aminudin lulus kuliah dan pulang ke Indonesia. Sepulangnya dari Arab Saudi, Hilmi memulai kariernya dengan berdakwah. Tapi karena Hilmi tidak memiliki Pondok Pesantren seperti kebanyakan ulama di Indonesia saat itu, Hilmi pun berdakwah dari masjid ke masjid, atau dari satu kelompok pengajian ke kelompok pengajian lainnya. Pada tahun 1998, Hilmi bersama beberapa rekannya mendirikan Partai Keadilan dan pada tahun 2002, partai tersebut berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera agar bisa ikut pemilihan umum dua tahun berikutnya.

Gantikan Rahmat Abdullah

Karena baru didirikan dan hanya mendapatkan 7 kursi di parlemen, atau 1.5 persen maka peranan PKS saat itu belum begitu kelihatan dan lebih fokus ke dalam partai. Pada tahun 2005, Hilmi ditunjuk menggantikan Rahmat Abdullah yang meninggal dunia untuk menjadi Musyawarah Majelis Syuro I yang merupakan lembaga tertinggi di PKS.

Saat itu, Hilmi Aminuddin terpilih melalui mekanisme voting tertutup dengan mendapatkan 29 suara dari 50 anggota Majelis Syuro. Dia mengungguli tiga calon lainnya yakni Salim Segaf Al-Jufri (12 suara), Surahman Hidayat (8 suara) dan Abdul Hasib Hasan(1 suara).

Pada tahun 2010, Hilmi kembali terpilih menjadi ketua Majelis Syuro dalam Pemilihan Raya (Pemira) Majelis Syuro PKS. Mekanisme Pemira untuk memilih angota majelis syuro yang baru ini selayaknya pemilu. Jumlah anggota MS yang dipilih ada 99 orang. Dalam pemira ini, PKS telah membentuk panitia prapemira yang akan menyeleksi sekitar 1.000 anggota ahli PKS menjadi 195 calon nama.

Penyeleksian tersebut berdasarkan syarat yang telah ditetapkan oleh AD/ART. Dari 195 nama ini dipilih 65 nama terbanyak. Setelah diambil sumpahnya, mereka yang terpilih ini menunjuk 32 nama sebagai anggota ahli majelis syuro. Sedangkan dua anggota lainnya adalah anggota tetap majelis syuro yaitu Hilmi Aminuddin dan Salim Segaf Al-Jufri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya