Gugus Tugas: Banyak Perawat Dipermalukan Tangani Covid-19, Stop Stigma Negatif

Hasil survei menyebut, 135 perawat diminta meninggalkan tempat tinggalnya, 66 lainnya mengalami pengusiran karena menangani Covid-19.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 18 Jul 2020, 16:20 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2020, 16:15 WIB
Reisa Broto Asmoro
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Reisa Broto Asmoro mengatakan IDAI sebut tantangan imunisasi masa pandemi COVID-19 saat konferensi pers secara virtual di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (30/6/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan, stigma dan stereotip negatif yang diberikan individu atau kelompok masyarakat terhadap tenaga kesehatan atau pasien tidak berguna dan tidak memberikan sumbangan apapun terhadap pengendalian Covid-19.

Bahkan, menurut Reisa, berdasarkan pernyataan pakar kesehatan justru berkontribusi pada tingginya kematian Covid-19.

Dia pun membuka data yang menyatakan bahwa banyak perawat merasa dipermalukan lantaran menangani wabah pandemi Covid-19. Data tersebut berasal dari hasil survei Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan Ikatan Perawatan Kesehatan Jiwa Indonesia dalam siaran tertulisnya 11 April 2020.

"Hasil survei Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan Ikatan Perawatan Kesehatan Jiwa Indonesia dalam siaran tertulisnya tanggal 11 April 2020 menyatakan bahwa sebanyak 140 perawat pernah merasa dipermalukan karena statusnya sebagai perawat Covid-19 atau bertugas di rumah sakit tempat penanganan Covid-19," kata Reisa, Sabtu (18/7/2020).

Menurut dia, jajak pendapat ini dilakukan awal April 2020 yang diikuti 2.050 perawat seluruh Indonesia. Hasil survei juga menyebut, 135 perawat diminta meninggalkan tempat tinggalnya, 66 lainnya mengalami pengusiran.

"160 responden mengakui orang-orang di sekitar menghindari mereka. Dan 71 responden mengakui masyarakat ikut menjauhi keluarga mereka," jelas Reisa.

Karena itu, dia mengatakan stigma negatif terhadap tenaga perawat, dokter, pasien, bahkan pada kepada keluarganya supaya dihentikan.

"Saudara-saudari mari stop stigma negatif terhadap dokter, perawat, pasien Covid-19 dan keluarga mereka," pungkas Reisa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Update Corona 18 Juli

Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto saat konferensi pers Corona di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (11/6/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Jumlah kasus positif Corona di Indonesia kembali meningkat. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan, pasien yang dinyatakan positif Covid-19 telah bertambah 1.752 orang. 

"Sehingga total akumulatif kasus positif menjadi 84.882 orang," ungkap Yurianto lewat konferensi pers daring di Graha BNPB Jakarta, Sabtu (18/7/2020).

Sedangkan angka pasien sembuh pada hari ini bertambah 1.434 orang. Maka total akumulatif mereka yang berhasil sembuh dan negatif dari Covid-19 di Indonesia menjadi 43.268 orang.

Pada kasus kematian yang diakibatkan terpapar Covid-19, totalnya kini mencapai 4.016 orang. Jumlah tersebut setelah terjadi penambahan pasien yang meninggal dunia sebanyak 59 orang hari ini.

Data update pasien virus Corona Covid-19 ini tercatat sejak Jumat, 17 Juli 2020 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya