Pesawat Antariksa NASA Cetak Sejarah Dekati Matahari

Wahana antariksa ini berhasil menemukan detail baru tentang batas atmosfer matahari. Wahana ini juga mengumpulkan gambar jarak dekat pita koronal, struktur seperti puncak yang terlihat selama gerhana matahari.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 28 Des 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 28 Des 2024, 01:00 WIB
Apa yang Lebih Besar dari Matahari? Temukan Jawabannya di Sini
Yuk, temukan jawaban mengenai tata surya terbesar di alam semesta ini! :D

Liputan6.com, Jakarta - Wahana antariksa milik National Aeronautics and Space Administration (NASA) yakni Parker Solar Probe mencetak sejarah dengan terbang ke atmosfer terluar matahari yang disebut korona pada 24 Desember 2024. Pesawat luar angkasa ini akan mencapai jarak 6,1 juta km dari permukaan matahari pada pukul 11:53 GMT, dengan kecepatan mencapai 692 ribu km/jam dan suhu ekstrem hingga 982 derajat Celsius.

Melansir laman Live Science pada Jumat (27/12/2024), misi ini bertujuan untuk membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang bintang terdekat bumi. Parker Solar Probe menempuh perjalanan untuk terbang sejauh 3,8 juta mil (6,1 juta km) dari permukaan matahari pada pukul 6:53 pagi EST (1153 GMT).

Karena pesawat antariksa itu tidak dapat dihubungi, operator misi baru akan mengonfirmasi kondisinya pada hari ini setelah terbang dekat dengan matahari. Dikutip dari laman NASA pada Jumat (27/12/2024), pesawat antariksa Parker Solar Probe pertama kali memasuki atmosfer matahari pada 2021.

Wahana antariksa ini berhasil menemukan detail baru tentang batas atmosfer matahari. Wahana ini juga mengumpulkan gambar jarak dekat pita koronal, struktur seperti puncak yang terlihat selama gerhana matahari.

Parker Solar Probe sendiri diluncurkan ke arah matahari pada Agustus 2018. Wahana ini dilengkapi dengan pelindung panas dan radiator supaya bisa terbang jarak dekat dengan matahari.

Parker Solar Probe milik NASA menjadi wahana antariksa pertama yang terbang melalui Corona Mass Ejection (CME) matahari. Bahkan wahana ini berhasil merekam keseluruhan peristiwa tersebut.

CME adalah letusan seperti cincin asap yang dimuntahkan oleh bintik matahari. Bintik matahari adalah wilayah di permukaan matahari tempat medan magnet kuat yang tercipta oleh aliran muatan listrik.

Setelah dilepaskan, CME melakukan perjalanan jutaan kilometer per jam. CME menyapu partikel bermuatan dari angin matahari untuk membentuk gabungan gelombang raksasa.

Saat terbang melalui CME, Parker Solar Probe terbang di ketinggian 9,2 juta km di atas permukaan matahari. Parker Solar Probe menghabiskan waktu dua hari untuk mengamati ledakan matahari, sehingga memungkinkan ilmuwan untuk mempelajari evolusi CME dengan detail yang belum pernah tertangkap sebelumnya.

Rekaman video dari Parker Solar Probe menunjukkan wahana melewati letusan matahari besar-besaran pada 5 September 2022. Wahana terbang melalui putaran tepi depan gelombang plasma sebelum berpindah ke sisi lainnya.

Dari rekaman itu para ilmuwan melihat tiga tahap dalam evolusi ledakan. Dua gelombang pertama yaitu gelombang kejut dan plasma matahari yang diikuti oleh aliran angin matahari.

Kemudian tahap ketiga berupa jejak partikel yang bergerak lambat. Tahap ketiga ini masih membuat bingung para ilmuwan.

Mereka juga belum mengetahui bagaimana menghubungkan dengan dua bagian lainnya.

(Tifani)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya