6 Perkembangan Terkini Kasus Corona dari Satgas Penanganan Covid-19

Satgas Penanganan Covid-19 akan membentuk tim pakar bidang vaksin dan obat untuk virus Corona.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 24 Jul 2020, 19:27 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2020, 19:27 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito (Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satuan Tugas (Jubir Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan perkembangan terkini kasus virus Corona di Indonesia.

Ada beberapa hal yang disampaikan Wiku. Salah satunya adalah Satgas Penanganan Covid-19 akan membentuk tim pakar bidang vaksin dan obat untuk virus Corona.

"Tim pakar di bidang vaksin dan obat dalam satgas ini untuk memastikan bahwa kandidat vaksin yang dibuat betul-betul sesuai dan cocok untuk kepentingan perlindungan kepada masyarakat Indonesia," kata Wiku dalam video di YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (24/7/2020).

Selain itu, Wiku juga menyampaikan kabar cukup baik terkait persentase kematian kasus Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren positif.

Dia mengatakan, persentase maksimal kematian akibat virus Corona pada Maret 2020 sebanyak 9,34 persen dengan rata-rata 4,89 persen.

Kemudian pada April 2020 sempat naik maksimumnya 9,5 persen dan rata-rata 8,64 persen. Tapi kembali menurun pada Mei hingga Juni 2020 dengan persentase maksimum 6,09 persen dan rata-rata 5,56 persen.

Berikut 6 pernyataan terkini dari Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito terkait perkembangan kasus virus Corona di Indonesia dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bentuk Tim Pakar

Wiku Adisasmito
Di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (26/5/2020), Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Wiku Adisasmito, setiap negara perlu menerapkan indikator kesehatan masyarakat untuk menentukan suatu daerah siap berkegiatan. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan, pihaknya akan membentuk tim pakar bidang vaksin dan obat untuk virus Corona.

Hal tersebut berdasarkan Perpres Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

"Tim pakar di bidang vaksin dan obat dalam satgas ini untuk memastikan bahwa kandidat vaksin yang dibuat betul-betul sesuai dan cocok untuk kepentingan perlindungan kepada masyarakat Indonesia," kata Wiku dalam video di YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (24/7/2020).

Dia juga menyatakan, pemerintah telah bekerja sama dengan perusahaan asal China terkait vaksin Covid-19 yakni Sinovac Biotech.

"Di mana sekarang sedang melalui proses uji klinis fase III dan harapannya nanti akan bisa selesai dalam waktu yang memadai dan produksinya nanti bisa dilakukan," ucap Wiku.

Selain itu, dia menyatakan pemerintah akan memproduksi vaksin Covid-19 secara mandiri oleh perusahaan BUMN dan swasta.

"Sementara ada PT Bio Farma, sebuah BUMN, demikian juga ada rencana dengan pihak swasta, yaitu PT Kalbe. Nanti tentunya akan berkembang dengan berbagai alternatif dan potensi yang lainnya ada di Indonesia," jelas Wiku.

 

Persentase Kematian Kasus Covid-19 Menurun

Wiku Adisasmito
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Wiku Adisasmito menyampaikan, peluncuran awal sistem informasi Bersatu Lawan COVID di Graha BNPB, Jakarta, Senin (27/4/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Wiku menjelaskan, persentase kematian kasus Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren positif. Tren positif ini terlihat pada persentase data kematian kasus positif sejak Maret 2020.

Dia mengatakan, persentase maksimal kematian akibat virus Corona pada Maret 2020 sebanyak 9,34 persen dengan rata-rata 4,89 persen.

"Kalau kita lihat di April, angkanya meningkat lagi maksimumnya 9,5 persen dan rata-rata 8,64 persen. Jadi cukup tinggi dibanding Maret," ujar Wiku.

Persentase kematian ini mulai turun pada Mei 2020. Pada bulan tersebut, persentase maksimal jumlah kematian akibat Covid-19 di Indonesia turun menjadi 7,66 persen dengan rata-rata 6,68 persen.

Angka ini kembali turun pada Juni 2020 dengan persentase maksimum 6,09 persen dan rata-rata 5,56 persen.

"Pada Juli ini jumlah maksimalnya sudah turun lebih banyak jadi 5,08 persen dan rata-rata 4,86 persen. Sedangkan angka kematian dunia 4,2 persen. Jadi Indonesia sudah mendekati rata-rata dunia," tutur Wiku.

 

Turunnya Angka Kematian Karena Hasil Belajar

Wiku Adisasmito
Di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (5/4/2020), Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Percepatan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan, hindari penggunaan bilik disinfektsi. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Wiku mengatakan, persentase kematian pada kasus positif Covid-19 di Indonesia semakin turun disebabkan oleh beberapa hal.

Salah satunya, kata dia, manajemen penanganan pasien Corona Covid-19 yang sudah menjadi lebih baik.

"Kita semua banyak belajar dan kalau kita lihat jumlah ruang isolasi meningkat menjadi 23.519, jumlah bed isolasi juga meningkat menjadi 188.510 di Indonesia. Jumlah tenaga kesehatan yang pengetahuan makin tinggi dan terbiasa menangani pasien Covid-19 juga makin baik," papar Wiku.

Menurut dia, penurunan persentase kematian juga disebabkan lebih banyaknya rumah sakit rujukan di Indonesia. Dia mengungkapkan, saat ini ada 839 RS rujukan di Indonesia.

 

Klaster Covid-19 Meningkat

Wiku Adisasmito
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Wiku Adisasmito menyampaikan 112 kabupaten/kota masuk zona hijau saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (25/6/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Meski angka kematian Covid-19 menunjukkan tren positif, Wiku mengungkapkan terjadi peningkatan jumlah klaster di Indonesia.

Dia berujar, inilah yang menyebabkan jumlah kasus yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu meningkat tajam.

"Kecenderungan klaster makin meningkat akhir-akhir ini," kata Wiku.

Dia menjelaskan, klaster ini bermula dari kegiatan sosial dan keagamaan. Misalnya, klaster Ijtima Tablig Gowa, klaster Pondok Pesantren Temboro, Magetan dan klaster Gereja Bethel Indonesia (GBI).

"Klaster itu ternyata menyebar ke daerah-daerah lain di Indonesia dan menimbulkan masalah di tempat lain," ucap dia.

Sebaran terbanyak kasus baru Covid-19 ini ada di enam provinsi. DKI Jakarta menduduki posisi tertinggi dengan melaporkan 470 kasus baru.

Jawa Timur menyusul DKI Jakarta dengan temuan kasus baru sebanyak 357. Kemudian Jawa Tengah 295, Sulawesi Selatan 120, Kalimantan Selatan 116 dan Sumatera Utara 100.

 

Rumah Sakit Jadi Klaster Baru Covid-19

Mengintip Kesiapan RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran
Petugas menyiapkan perlengkapan ruang isolasi Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2019). RS Darurat Penanganan COVID-19 hampir 100 persen rampung. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Wiku mengungkapkan, tingginya kasus virus Corona Covid-19 di Indonesia disebabkan munculnya klaster-klaster baru. Salah satunya klaster rumah sakit.

"Terlihat meningkat di klaster rumah sakit. Rupanya cukup tinggi sekali di beberapa tempat," kata Wiku.

Sejumlah provinsi yang sudah melaporkan adanya klaster baru Covid-19 di rumah sakit di antaranya Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan DKI Jakarta.

Di Ibu Kota, klaster rumah sakit ada di Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

"Jadi ini menunjukkan bahwa rupanya kita mulai lengah. Terjadi klaster baru dan ternyata salah satunya rumah sakit," ucap dia.

 

Minta Rumah Sakit Tertib Terapkan Protokol Kesehatan

Dua tenaga kesehatan yang tengah menjalankan tugas di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Sulut.
Dua tenaga kesehatan yang tengah menjalankan tugas di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Sulut.

Wiku menyebut, rumah sakit merupakan garda terdepan penanganan Covid-19. Dia mengibaratkan rumah sakit sebagai jantung pada tubuh manusia. Jika jantung sudah terpapar virus, maka pertahanan akan melemah.

Seharusnya, kata dia, rumah sakit bisa menjaga pertahahan agar bebas dari Covid-19. Caranya, tenaga kesehatan harus disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Wiku mengatakan, fasilitas rumah sakit juga harus diawasi secara ketat agar tidak menjadi tempat penularan Covid-19.

"Bayangkan poin penting jatung itu di sini. Virusnya sudah di sini. Buktinya tenaga kesehatan kena. Kalau kita kena di tangan, kaki, enggak apa-apa mungkin. Tapi kalau sudah di jantung, itu pertahanan kita terakhir," tegas Wiku.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya