2 Janji Erick Thohir soal Vaksin Covid-19

Pemerintah pun telah memperoleh 30 juta dosis vaksin Covid-19 untuk akhir 2020 dan 300 juta dosis untuk 2021.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 11 Sep 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2020, 17:30 WIB
20160629-Ilustrasi-Vaksin-iStockphoto
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, pemerintah tengah melakukan uji klinis vaksin Covid-19 untuk masyarakat Indonesia.

Pemerintah pun telah memperoleh 30 juta dosis vaksin Covid-19 untuk akhir 2020 dan 300 juta dosis untuk 2021.

Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasion (PCPEN) Erick Thohir berjanji pada 2021, vaksin dipastikan tersedia sebanyak 300 juta dosis.

Karena untuk saat ini, pemerintah telah memperoleh vaksin Covid-19 sebanyak 30 juta.

"Insya Allah, di akhir tahun ini ada 30 juta (dosis) dan di tahun depan ada 300 juta. Tetapi sebagai catatan, dari total kita dapatkan 330 juta mungkin 340 juta," kata Erick dalam acara Dies Natalis 63 Tahun Unpad secara daring, Jumat (11/9/2020).

Oleh karena itu, menurut Erick, sejak awal, pemerintah telah melakukan penjajakan dengan lembaga-lembaga kesehatan seperti Koalisi untuk Kesiapan dan Inovasi Epidemi (CEPI), badan kesehatan dunia (WHO) hingga Unicef.

Berikut 2 janji Erick Thohir terkait vaksin Covid-19 dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Terus Cari Tambahan Vaksin

FOTO: Rusia Daftarkan Vaksin COVID-19 Pertama di Dunia
Vaksin COVID-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin pada 11 Agustus 2020, negaranya telah mendaftarkan vaksin COVID-19 pertama di dunia. (Xinhua/RDIF)

Pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 untuk masyarakat Indonesia. Saat ini, pemerintah telah memperoleh 30 juta dosis vaksin Covid-19 untuk akhir 2020.

Kendati, pemerintah terus melakukan penjajakan ke lembaga dan perusahaan lain, karena jumlah vaksin yang dibutuhkan masih cukup banyak untuk melakukan imunisasi massal.

Sejak awal, pemerintah telah melakukan penjajakan dengan lembaga-lembaga kesehatan seperti Koalisi untuk Kesiapan dan Inovasi Epidemi (CEPI), badan kesehatan dunia (WHO) hingga Unicef.

"Tentu, perusahaan-perusahaan farmasi multinasional lainnya juga seperti Astrazeneca, Cansino, dan Pfizer, ini kami jajaki. Kita harapkan di 2022 atau bahkan 2021, 30 persen bisa didapatkan," kata Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Erick Thohir dalam tayangan virtual, Jumat (11/9/2020).

 

Janji Sediakan 300 Juta Vaksin

20160628-Ilustrasi-Vaksin-iStockphoto
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Erick mengatakan, pemerintah telah memperoleh 30 juta dosis vaksin Covid-19 yang akan tersedia di akhir 2020. Untuk 2021, vaksin juga dipastikan tersedia sebanyak 300 juta dosis.

"Insya Allah, di akhir tahun ini ada 30 juta (dosis) dan di tahun depan ada 300 juta. Tetapi sebagai catatan, dari total kita dapatkan 330 juta mungkin 340 juta," kata Erick.

Ada pun, vaksin tersebut diperoleh dari hasil kerjasama pemerintah Indonesia dan beberapa BUMN bidang farmasi dengan lembaga dan instansi farmasi mancanegara.

Seperti kerjasama PT Bio Farma (Persero) dengan Sinovac Biotech dari Tiongkok. Sinovac disebutkan telah berkomitmen untuk menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini, jika uji klinis tahap 3 yang sedang dilakukan berjalan lancar. Sementara untuk tahun depan, akan diproduksi lagi 250 juta dosis untuk Indonesia.

Kemudian, PT Kimia Farma juga telah bekerjasama dengan Grup 42 (G42) dari Uni Emirat Arab (UEA) dan memperoleh kesepakatan 10 juta dosis vaksin pada akhir tahun 2020. Untuk tahun 2021, jumlahnya ditambah lagi sebanyak 50 juta dosis.

Kendati, pemerintah terus melakukan penjajakan ke lembaga dan perusahaan lain, karena jumlah vaksin yang dibutuhkan masih cukup banyak untuk melakukan imunisasi massal.

Asal tahu saja, satu orang butuh vaksinasi setidaknya 2 kali, sehingga jumlah vaksin 330-340 juta tahun depan baru meng-cover 170 juta penduduk saja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya