Jokowi: Perguruan Tinggi Perlu Relaksasi Kurikulum Jadi Fleksibel

Jokowi meminta perguruan tinggi merubah orientasi menyelesaikan masalah atau problem solving dan memiliki kemampuan memberi dampak ke masyarakat (impact making).

oleh Lizsa Egeham diperbarui 03 Nov 2020, 17:16 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2020, 17:16 WIB
Jokowi Beri Arahan di Rakornas Karhutla 2020
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan pengarahan kepada para peserta Rapat Koordinasi Nasional Kebakaran Hutan dan Lahan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Jokowi memperingatkan Polri dan TNI untuk menindak tegas pelaku pembakaran hutan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan pentingnya perguruan tinggi merelaksasi kurikulum agar menjadi lebih fleksibel. Menurut dia, pandemi Covid-19 adalah momentum tepat untuk memperbaiki ekosistem pendidikan nasional.

"Perguruan tinggi perlu merelaksasi kurikulum dari yang kaku menjadi fleksibel, membuka diri terhadap paradigma-paradigma baru, terhadap cara-cara yang lebih responsif dari mono menjadi multi, dari mono menjadi inter, bahkan transdisipliner," kata Jokowi saat peluncuran Kebijakan Merdeka Belajar, Selasa (3/11/2020).

Dia meminta perguruan tinggi merubah orientasi menyelesaikan masalah atau problem solving dan memiliki kemampuan memberi dampak ke masyarakat (impact making). Para dosen diharapkan tidak hanya memberi pelajaran melalui teks saja, namun juga memfasilitasi mahasiswa turun ke lapangan.

"Perguruan tinggi yang baik adalah perguruan tinggi yang membangun ekosistem merdeka belajar dan materi dan media belajar yang terbuka luas," ujarnya.

Jokowi mengatakan, standar normalitas baru tersebut harus dirumuskan dalam berbagai kebijakan. Misalnya, kebijakan mengenai Key Performance Indicators (KPI) dosen, kebijakan program prioritas perguruan tinggi, alokasi anggaran, hingga kebijakan infrastrukturnya.

"Termasuk berbagai SOP baru yang harus dirumuskan," ucap Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lakukan Perubahan

Di awal abad digital ini, kata Jokowi, berbagai riset dan pengembangan teknologi di bidang digital seharusnya mendapat prioritas. Beragam teknologi digital, big data analytic, dan artifical intelligence dapat dimanfaatkan di berbagau aspek kehidupan.

"Perguruan tinggi harus berlomba-lomba agar inovasi digital bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa," jelasnya.

"Misal dimanfaatkan untuk pengembangan kemandirian pangan, kemandirian energi, dan pengembangan kewirausahaan UMKM di berbagai sektor," sambung Jokowi.

Selain itu, dia meminta agar perguruan tinggi menciptakan terobosan baru dan membangun iklim kompetitif untuk meningkatkan daya saing. Jokowi mendorong perguruan tinggu berani melakukan perubahan dan tak terjebak pada rutinitas.

"Peguruan tinggi harus punya waktu, harus punya energi, harus punya keberanian untuk melakukan perubahan, harus terus menerus mengembangkankan inovasi dengan memanfaatkan IPTEK, menciptakan generasi unggul untuk menciptakan Indonesia maju," tutur Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya