IPSOS Indonesia: 29 Persen Masyarakat Belum Mengetahui 3T Bisa Putus Penularan Covid-19

Soeprapto menyebut, masyarakat menganggap 3T dan 3M adalah dua hal berbeda. Padahal, keduanya merupakan satu kesatuan untuk memutus penularan Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Nov 2020, 10:15 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2020, 10:15 WIB
FOTO: Sosialisasi Pencegahan Penyebaran Covid-19 Terus Dilakukan
Personel polisi membagikan masker kepada calon penumpang kereta di area pedestrian Stasiun Terpadu Tanah Abang, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Guna menekan penyebaran Covid-19, Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya terus mengampanyekan pentingnya menaati protokol kesehatan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Managing Director IPSOS Indonesia, Soeprapto Tan, mengungkapkan 29 persen masyarakat Indonesia tidak paham bahwa 3T (Tracing, Testing, Treatment) bisa memutus rantai penularan Covid-19. Sementara 71 persen masyarakat mengaku paham terhadap 3T.

"Masih ada sekitar 29 persen itu yang tidak even aware, mereka nggak ngerti sebenarnya 3T itu apa," kata Soeprapto, Jumat (13/11/2020).

Mengenai 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan dengan sabun) mayoritas masyarakat Indonesia sudah paham bisa mencegah Covid-19. Persentasenya mencapai 99 persen. Artinya, hanya satu persen masyarakat Indonesia belum tahu pentingnya 3M.

Soeprapto menyebut, masyarakat menganggap 3T dan 3M adalah dua hal berbeda. Padahal, keduanya merupakan satu kesatuan untuk memutus penularan Covid-19.

"Masih ada masyarakat yang menganggap perilaku 3M dan 3T adalah dua hal yang terpisah padahal kenyataannya justru kedua hal tersebut diakuinya merupakan satu paket dalam memutus mata rantai penularan Covid-19," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Muncul Stigma Negatif

Surabaya Gencar Kampanye 3M Lewat Seni Mural
Warga berpose dengan mural yang mengajak orang untuk memakai masker di tengah pandemi Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (25/10/2020). Mural di sepanjang dinding itu sebagai sarana imbauan kepada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19. (Juni Kriswanto/AFP)

Kampanye 3T dan 3M terus digalakkan pemerintah. Hingga kini, kampanye 3M berjalan lancar. Namun, kampanye 3T mengalami kendala karena stigma negatif masyarakat terhadap pasien positif Covid-19.

Soeprapto berharap pemerintah terus mengimbau masyarakat agar tidak mengucilkan pasien positif Covid-19. Masyarakat justru harus memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien Covid-19.

"Kita harus konsisten dan jangan lengah untuk melakukan 3M. Bersamaan dengan itu kita semua serta masyarakat harus mendukung pelaksanaan 3T, terutama dalam hal testing. Karena apabila masyarakat tidak mau melakukan testing, maka tracing tidak akan terjadi", tutup Soeprapto.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya