Polri Sebut Pelaku Bom Bali I Pindah di 25 Kota Selama Buron

Setelah dilakukan penangkapan di Lampung dan beberapa lokasi lainnya. Mereka pun segera dipindahkan ke Jakarta pada Rabu (16/12/2020) siang.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Des 2020, 06:41 WIB
Diterbitkan 19 Des 2020, 06:32 WIB
Ilustrasi Penangkapan
Ilustrasi Penangkapan (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror telah menangkap 23 orang terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI). Mereka yang ditangkap beberapa hari lalu itu, dua di antaranya masuk daftar pencarian pencarian orang Polri atas nama Taufik Bulaga alias Upik Lawanga yang merupakan ahli pembuat senjata api dan perakit bom serta Zulkarnain alias Arif Sunarso Panglima Askari dari kelompok JI.

Setelah dilakukan penangkapan di Lampung dan beberapa lokasi lainnya. Mereka pun segera dipindahkan ke Jakarta pada Rabu (16/12/2020) siang.

Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, alasan pihaknya memindahkan 23 orang tersebut dari Lampung ke Jakarta agar memudahkan petugas untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.

"23 yang kita kirim dari Lampung, kita bawa ke Jakarta. Kenapa kita bawa ke Jakarta untuk memudahkan pemeriksaan oleh Densus 88. Memudahkan untuk dimintai keterangan," kata Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (18/12/2020).

Argo menjelaskan, sebelum ditangkap Densus. Zulkarnaen telah berpindah-pindah lokasi di sejumlah kota yang berada di pulau Jawa dan Sulawesi.

"Zulkarnaen ditangkap Kamis, 10 Desember di Toto Harjo, Probolinggo, Lampung Timur. Zulkarnaen disembunyikan oleh tersangka lain. Memang selama DPO dia berpindah-pindah tempat, berpindah lokasi, sekitar 25 kota lah di Jawa, Sulawesi, Palembang dan Lampung," jelasnya.

"Zulkarnaen ini juga dalam pelariannya, DPO Mabes Polri, dia dibantu oleh sel-sel jaringan mereka di setiap kota. Di setiap kota dia lari, dibantu oleh sel-selnya. Yang bersangkutan juga dibiayai oleh sel jaringan tersebut yang memberi bantuan, juga dari JI pusat yang memberi bantuan selama dalam pelarian," sambungnya.

Ia mengungkapkan, Zulkarnaen memiliki kemampuan sebagai arsitek atau otak peristiwa teror bom. "Dia bisa merencanakan dan memberitahukan jajarannya itu mulai dari rangkaian peristiwa pengemboman itu, serentetan bisa dia lakukan. Dia ahlinya di dalam mengarsiteki tentang bom," ungkapnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Alumni Pelatihan Militer di Afghanistan

Argo menyebut, Zulkarnaen merupakan alumni pelatihan militer di Afghanistan angkatan pertama. Ia pun berada di Afghanistan selama tujuh tahun.

"Selama dalam pelatihan militer di Afghanistan apa yang dipelajari? Ya itu tadi, belajar membuat bom, menjadi arsitek dan perencananya. Perencanaan suatu kegiatan yang dia lakukan di sana itu. Banyak yang mereka lakukan khusus untuk Zulkarnaen," sebutnya.

Sejumlah teror yang dilakukan oleh Zulkarnaen, kata Argo, seperti pengebonan di JW Marriot, Ritz Carlton Ambon dan juga di Poso.

"Banyak yang dilakukan Zulkarnaen. Melakukan pengeboman di JW Marriot, Ritz Carlton, juga di Tentena, Ambon, Poso, juga bergabung dengan ormas Kompak. Kalau kita melihat bahwa Zulkarnaen ini membawahi atau membentuk tim khos, tim spesial. Ada 19 orang itu Amrozi, Dul matin, Ali Imron, termasuk tim khosnya. Ada Imam Samudra ya sebagai panglima dia di situ," ucapnya.

"Untuk targetnya ada Mantiqi 1, Mantiqi 2, Mantiqi 3. Mantiqi 1 itu Malaysia dan Singapura. dari Mantiqi 2 itu Indonesia bagian barat, Mantiqi 3 itu Indonesia Timur seperti Ambon dan Poso. Mantiqi 4 itu Australia. Ada banyak Mantiqi yang masuk ke dalam wilayahnya, itu yang Zulkarnaen," tutupnya.

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya