Jokowi: Banjir di Kalimantan Selatan Akibat Luapan Sungai Barito

Menurut Jokowi, Sungai Barito tak mampu menampung debit air yang terus meningkat akibat diguyur hujan selama 10 hari bertururt-turut.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 18 Jan 2021, 16:21 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2021, 15:15 WIB
Jokowi meninjau banjir di Kalimantan Selatan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau banjir Kalimantan Selatan (Kalsel) dari atas jembatan Pakauman yang dilintasi Sungai Martapura, Kabupaten Banjar. (Dok Setpres)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai banjir di Kalimantan Selatan adalah sebuah fenomena yang tidak pernah terjadi dalam 50 tahun terakhir. Menurut dia, banjir disebabkan luapan Sungai Barito akibat curah hujan yang tinggi, sehingga debit air tak mampu ditampung.

"Mungkin sudah lebih dari 50 tahun tidak terjadi (banjir) di Provinsi Kalimantan Selatan, curah hujan yang sangat tinggi hampir 10 hari berturut sehingga daya tampung Sungai Barito meluap ke 10 kabupaten," kata Jokowi di Jembatan Mataraman, Kalimantan Selatan, saat jumpa pers daring, Senin (18/1/2021).

Jokowi melihat, curah hujan yang turun sangat tinggi. Tercatat dalam 10 hari berturut-turut hujan menurunkan 2,1 miliar kubik air. Padahal, daya tampung Sungai Barito diketahui sebatas 230 juta meter kubik.

"Sehingga memang meluap di 10 kabupaten dan kota, saya hanya ingin memastikan ke lapangan," ujar Jokowi.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tinjau Banjir Kalsel dari Sungai Martapura

Diketahui sebelumnya, Jokowi meninjau bencana banjir di Kalimantan Selatan dari titik Sungai Martapura di jembatan Pakauman, pada Senin 18 Januari 2021 pukul 13.30 Wita.

Jokowi didampingi Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala BNPB Doni Monardo, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, dan Bupati Banjar Khalilurrahman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya