7 Hal yang Disampaikan Wagub Riza Patria soal Penanganan Covid-19 Jakarta

Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga setuju dengan Presiden Jokowi jika kebijakan PPKM tidak efektif menekan penyebaran virus Corona Covid-19.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 03 Feb 2021, 14:38 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2021, 14:38 WIB
Wagub DKI Tinjau Protokol Kesehatan di Mal
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria memantau pelaksanaan protokol kesehatan di Central Park Grogol Petamburan, Sabtu (20/6/2020). Riza Patria meminta pengelola mal di wilayahnya ikut meningkatkan pengawasan dan pelaksanaan terhadap protokol kesehatan Covid-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur atau Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyampaikan terkait perkembangan kasus Corona Covid-19 di Ibu Kota.

Salah satunya soal kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Jawa-Bali jilid II.

Rupanya, Riza juga setuju dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi jika kebijakan PPKM tidak efektif menekan penyebaran virus Corona Covid-19.

Dia menyampaikan, selama masa PPKM di Jakarta yang telah masuk tiga pekan ini, klaster tertinggi dalam penularan infeksi Covid-19 adalah di lingkungan keluarga.

"Ya yang disampaikan Pak Jokowi betul, memang ini belum efektf. Ini memang perlu waktu, karena kita baru saja melewati masa libur panjang akhir tahun, semoga di kebijakan selanjutnya kita bisa lihat dampaknya," kata Riza Selasa malam 2 Februari 2021 di Jakarta.

Selain itu, Riza juga mengungkapkan, pihaknya terus berupaya menyelesaikan program vaksinasi Covid-19 tahap pertama di Ibu Kota.

Tercatat hingga saat ini, sudah ada puluhan ribu tenaga kesehatan di Jakarta yang divaksinasi Covid-19 sinovac.

"Angkanya sampai kemarin itu kurang lebih sampai 70 ribuan. Ini terus akan kami tingkatkan," kata Riza.

Berikut 7 hal yang disampaikan Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria terkait penanganan Covid-19 di Ibu Kota dihimpun Liputan6.com:

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ada 1.500 Penyintas Covid-19 Donor Plasma

Plasma darah
Ilustrasi donor darah (Foto: Pixabay/Ahmad Ardity)

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan ribuan penyintas Covid-19 telah berpartisipasi untuk mendonorkan plasma konvalesen.

"Sejauh ini sebanyak 1.500 orang sudah mengikuti donor plasma konvalesen di PMI DKI Jakarta," kata Riza dalam keterangannya, Selasa, 2 Februari 2021.

Selain itu, dia juga mengimbau agar masyarakat yang sehat ikut serta dalam kegiatan donor darah ataupun plasma konvalesen. Sebab saat pandemi Covid-19 jumlah harian pendonor darah mengalami penurunan drastis.

"Karena menurut data, sehari idealnya 1.000 bahkan 1.500 donor darah. Sejak pandemi, turun drastis, kurang lebih hanya 200 saja," ucapnya.

Sementara itu, saat ini kata Riza, pihaknya akan terus melakukan peningkatan berbagai fasilitas kesehatan yang ada.

Politikus Gerindra juga mengharapkan adanya penambahan fasilitas kesehatan yang memadai di wilayah penyangga.

"Begitu juga jumlah tenaga kesehatan terus kami tambah dan kami tingkatkan," ucap dia.

 

79 Persen Tempat Tidur Isolasi Covid-19 Sudah Terpakai

RSUI
Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Depok, Jawa Barat menambah ruang isolasi COVID-19 di lantai 12 dengan kapasitas 29 tempat tidur. (Dok Humas Rumah Sakit UI)

Riza pun terus memperbaharui data terkait ketersediaan tempat tidur isolasi maupun ICU di rumah sakit rujukan Covid-19.

Dia menuturkan, saat ini jumlah keseluruhan tempat isolasi Covid-19 sudah terpakai 6.364 dari 8.704. Atau sebanyak 79 persen.

"Jadi totalnya 79 persen tempat tidur (telah terpakai)," kata Riza.

Untuk tempat tidur ICU, lanjut dia, total ada 1.121. Jumlah ini mengalami peningkatan dari sebelumnya hanya 907.

"Yang terpakai 893 itu artinya 80 persen," ucap dia.

Dia menuturkan, baik ruang isolasi Covid-19 maupun ICU bukan hanya diisi warga DKI saja. Ada 24 persen warga non Jakarta.

"Ini memang kurang lebih data kami 24 persen diisi warga non Jakarta," ungkap Riza.

Riza juga menuturkan, Pemprov DKI Jakarta terus mengupayakan penambahan rumah sakit (RS) rujukan hingga hotel untuk isolasi.

"Isolasi mandiri juga mendapat dukungan dari Kemenpar dan dari BNPB Pak Doni juga berikan dukungan luar biasa di periode awal ini dukungan pembiayaan dari BNPB," kata dia.

 

Terus Lakukan Vaksinasi

Ketua IDI Terpilih Vaksinasi COVID-19 Bersama Nakes RSUD Cengkareng
Seorang tenaga kesehatan bersiap menjalani vaksinasi COVID-19 di RSUD Cengkareng, Jakarta, Kamis (14/01/2021). Tenaga kesehatan menjadi prioritas utama pada program vaksinasi virus corona COVID-19 tahap awal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Riza mengungkapkan, pihaknya terus berupaya menyelesaikan program vaksinasi Covid-19 tahap pertama di Ibu Kota.

Tercatat hingga saat ini, sudah ada puluhan ribu tenaga kesehatan di Jakarta yang divaksinasi Covid-19 sinovac.

"Angkanya sampai kemarin itu kurang lebih sampai 70 ribuan. Ini terus akan kami tingkatkan," kata Riza.

Politikus Gerindra ini menjelaskan, Pemprov DKI terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat terkait pendataan untuk program vaksinasi Covid-19.

"Di antaranya pendataan, integrasikan pendataan. Karena itu dilakukan oleh Kemenkes dan jajaran lain," ucap dia.

 

Kasus Covid-19 Masih Tinggi

Rusia Mulai Suntikkan Vaksin Corona Sputnik V di Moskow
Seorang perawat menunjukkan vaksin Sputnik V untuk melawan virus corona di sebuah klinik di Moskow, Sabtu (5/12/2020). Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pihak berwenang memulai vaksinasi massal untuk orang-orang berisiko tinggi tertular Covid-19. (Kirill KUDRYAVTSEV/AFP)

Menurut Riza, kasus positif Covid-19 di Ibu Kota masih cukup tinggi setelah sepekan perpanjangan PSBB pengetatan.

"Masih lumayan tinggi, tapi ke depan kita harapkan bisa ada penurunan," terang dia.

Oleh karena itu, dia menyatakan pemprov akan terus meningkatkan upaya pengendalian pandemi Covid-19. Salah satunya menambah jumlah dan kapasitas rumah sakit (RS) rujukan Covid-19.

Kemudian, lanjut Riza, ada pula peningkatan kapasitas ruang isolasi hingga tes swab PCR untuk masyarakat.

"Jakarta betul-betul mengupayakan melakukan berbagai upaya terkait pencegahan dan penanganan, pengendalian Covid-19," ucap dia.

 

PPKM Dinilai Tak Efektif

FOTO: Sepekan Pengetatan PSBB, Lalu Lintas Pesepeda di Ibu Kota Meningkat
Pesepeda melintasi Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (18/1/2021). Selain pengetatan PSBB, peningkatan volume lalu lintas pesepeda di Ibu Kota terjadi seiring Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Riza juga menyatakan, penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta tidak efektif menekan penyebaran Covid-19.

Lebih lanjut, Riza juga menyampaikan selama masa PPKM di Jakarta yang telah masuk tiga pekan ini, klaster tertinggi dalam penularan infeksi Covid-19 adalah di lingkungan keluarga.

"Ya yang disampaikan Pak Jokowi betul, memang ini belum efektf. Ini memang perlu waktu, karena kita baru saja melewati masa libur panjang akhir tahun, semoga di kebijakan selanjutnya kita bisa lihat dampaknya," kata Riza di Jakarta, Selasa, 2 Februari 2021 malam.

Riza mengharapkan masyarakat juga bekerja sama untuk menerapkan protokol kesehatan sekalipun ada di lingkungan dan di dalam rumahnya, seperti menggunakan masker, cuci tangan, membersihkan rumah, disinfeksi, hingga memperhatikan sirkulasi udara.

Terkait dengan PPKM ketiga, Riza menyebut hingga saat ini, DKI Jakarta masih berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk menemukan formula yang tepat.

"Pemprov DKI Jakarta terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat, menyerahkan kepada ahli terkait PPKM ke depan, PPKM ketiga baiknya bagaimana," ujar Riza seperti dikutip dari Antara.

Meski demikian, menurut Riza, PPKM memiliki kelebihan dibandingkan dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan PPKM yang dilakukan di kota-kota se-Jawa dan Bali, menyebabkan kebijakan di semua daerah seragam.

"Ini sangat baik juga substansi materi dari PPKM itu disamakan tidak hanya di Jakarta dan Bodetabek tapi Jawa-Bali," ujarnya.

Meski demikian, Riza berharap dengan kebijakan PPKM ada peningkatan fasilitas kesehatan di sekitar Bodebek dan di luar Jabodetabek dengan harapan bisa membangun percepatan, pencegahan dan penanganan Covid-19.

 

Rapat dengan Jokowi, Akan Perpanjang PPKM?

FOTO: 1.600 Bisnis Restoran Terancam Tutup Jika PPKM Terus Berlaku
Suasana restoran di kawasan Mahakam, Jakarta, Sabtu (30/1/2021). Wakil Ketua Umum PHRI Bidang Restoran Emil Arifin memperkirakan 1.600 restoran terancam tutup jika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terus diperpanjang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Riza menyatakan Pemprov masih menunggu keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi terkait kelanjutan pelaksanaan PPKM Jawa-Bali.

Dia mengungkap, lima gubernur daerah prioritas akan rapat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi terkait Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

"Nanti siang akan ada rapat, Pak presiden akan mimpin rapat terkait penanganan di beberapa daerah prioritas bersama lima gubernur," kata Riza soal PPKM di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (3/2/2021).

Menurut dia, rapat tersebut akan membahas lebih lanjut terkait pelaksanaan PPKM. Riza juga mengaku setuju terkait pernyataan Jokowi mengenai belum adanya hasil signifikan dari pelaksanaan PPKM untuk penurunan Covid-19.

"Memang masih disebabkan akibat libur panjang tahun lalu. Dan juga PPKM yang pertama dan masyarakat yang memang letih, capek, sudah hampir setahun, dan juga masih banyaknya interaksi masyarakat dan kegiatan kegiatan di Jakarta," tutur Riza.

 

Harapan Wagub

wagub
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. (Ist)

Riza mengharapkan ada sejumlah peningkatan dalam pelaksanaan PPKM Jawa-Bali tahap ketiga. Salah satunya, terkait penambahan aparat untuk meningkatan operasi yustisi di lingkungan masyarakat.

"Ya mudah-mudahan dengan hadirnya Bapak Kapolri yang baru akan lebih banyak lagi meningkatkan jumlah aparat yang dihadirkan dan juga intensitas daripada operasi yustisi," kata Riza di Polda Metro Jaya, Rabu (3/2/2021).

Selain itu, ia pun berharap adanya peningkatan fasilitas kesehatan di kawasan kota penyangga, seperti di Bekasi, Tangerang hingga Bogor.

"Tapi kami yakin dengan dukungan pemerintah pusat. Kami tentu sangat berharap ada peningkatan di daerah-daerah Botabek. Kalau itu bisa ditingkatkan maka itu akan sangat membantu," ucap Riza.

Riza pun mengaku setuju terkait pernyataan Jokowi mengenai belum adanya peningkatan yang signifikan penurunan Covid-19 saat pelaksanaan PPKM.

Menurut dia, peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di Ibu Kota, salah satunya disebabkan oleh efek libur panjang di akhir tahun 2020.

"Dan juga PPKM yang pertama dan masyarakat yang memang letih, capek, sudah hampir setahun. Dan juga masih banyaknya interaksi masyarakat dan kegiatan-kegiatan di Jakarta," jelas Riza.

Kombinasi 3M Turunkan Risiko Tertular Covid-19 hingga 99,9 Persen

Infografis Kombinasi 3M Turunkan Risiko Tertular Covid-19 hingga 99,9 Persen. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kombinasi 3M Turunkan Risiko Tertular Covid-19 hingga 99,9 Persen. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya