Mendikbud Nadiem: Ruang Kearifan Lokal dalam Sistem Pendidikan Harus Dikembangkan

Nadiem Ia mengatakan bahwa kemajemukan adat dan budaya merupakan kekayaan terbesar di Indonesia.

oleh Yopi Makdori diperbarui 15 Feb 2021, 01:32 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2021, 01:32 WIB
Nadiem makarim
Mendikbud Nadiem Makarim bertandang ke bagian timur Indonesia, tepatnya ke Papua Barat. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim bertandang ke bagian timur Indonesia, tepatnya ke Papua Barat. Kehadirannya di Bumi Cenderawasih itu guna melakukan kunjungan kerja.

Nadiem tiba di Kabupaten/Kota Sorong, Papua Barat sejak Rabu, 10 Februari 2021. Dalam kesempatan itu Nadiem mengunjungi Sanggar Seni Nani Bili. Ia juga berkesempatan untuk melakukan diskusi dengan warga lokal.

Sanggar Seni Nani Bili merupakan komunitas para pecinta seni dari berbagai suku di Tanah Moi atau Kota Sorong yang saat ini memiliki 276 anggota.

Selanjutnya, Nadiem juga berkunjung dan berdiskusi dengan masyarakat adat Moi Kelim di Kampung Malaumkarta dan meninjau cagar budaya Kubu Pertahanan Jepang di Pulau Doom, Distrik Sorong Kepulauan.

Pada kesempatan itu Nadiem menegaskan komitmennya untuk memajukan kebudayaan. Ia mengatakan bahwa kemajemukan adat dan budaya merupakan kekayaan terbesar di Indonesia.

"Ini prioritas Kemendikbud, bahwa selain pelestarian, inovasi juga sangat penting. Sehingga budaya kita bisa dinikmati oleh generasi berikutnya," ujarnya seperti dikutip pada Minggu (14/2021).

 

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dorong Pelestarian Bahasa

Di Malaumkarta, Nadiem juga mendorong pelestarian bahasa sebagai bagian dari perlindungan adat dan budaya melalui pelajaran bahasa adat di satuan pendidikan. Menurutnya, tanpa bahasa daerah yang sarat makna dan kearifan lokal, maka kebudayaan sulit berkembang.

"Ruang kearifan lokal dalam sistem pendidikan kita sudah seharusnya dikembangkan," ungkapnya.

Dalam rangkaian kunjungannya, Mantan Bos Gojek Indonesia itu juga menyampaikan paradigma baru pemajuan kebudayaan yang digencarkan Kemendikbud.

“Kemendikbud mengubah paradigma dalam membuat kebijakan dan program terkait kebudayaan. Kami memikirkan bagaimana kita dapat melakukan investasi terhadap ekosistem kebudayaan agar berdampak positif bagi perekonomian penggiat seni dan masyarakat. Tidak terkecuali masyarakat adat,” ujarnya.

Nadiem menegaskan, anggaran apa pun yang dikeluarkan oleh pihaknya harus mempunyai hasil yang berkesinambungan terhadap ekosistem kebudayaan di masing-masing daerah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya