Tersisa Satu Desa di Kabupaten Bekasi yang Tergenang Banjir

Menurut BPBD Bekasi, kondisi sejumlah desa yang berada di pesisir, mengalami penyusutan genangan air lebih lama dikarenakan imbas banjir rob.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 16 Mar 2021, 10:59 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2021, 10:59 WIB
Kondisi Tanggul Sungai Citarum yang Jebol
Foto udara tanggul jebol di Desa Sumberurip, Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/2/2021). Banjir akibat luapan sungai Citarum mengakibatkan 5 Desa terisolir selama tiga hari akibat tanggul sungai Citarum jebol. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln mengatakan titik banjir di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, masih tersisa satu desa di Kecamatan Babelan.

"Untuk banjir di Kabupaten Bekasi dipastikan sudah hampir seluruhnya mereda, tinggal tersisa di Desa Huripjaya," kata Henri, Selasa (16/3/2021).

Menurut dia, kondisi sejumlah desa yang berada di pesisir, mengalami penyusutan genangan air lebih lama dikarenakan imbas banjir rob. Berbeda dengan wilayah lain yang terdampak akibat intensitas hujan dan kiriman air dari hulu.

Henri menuturkan, pada 22 Februari 2021, masih ada tiga titik banjir di dua kecamatan, yakni Babelan dan Muaragembong yang menjadi wilayah terdampak paling parah. Hal ini diakui akibat kondisi rob yang belum normal.

"Kalau keseluruhan, dengan berkurangnya intensitas di hulu, juga pengiriman debit air yang menurun banjir reda. Banjir yang untuk sekarang hanya dikarenakan rob saja. Juga, tidak terjadi intensitas hujan yang besar," jelasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Daerah Pesisir Rentan Bencana

Diakui Henri, wilayah-wilayah yang berada di pesisir lebih rentan terhadap bencana, terlebih saat kondisi penguapan air laut sedang besar.

"Dari dua tahun terakhir, status yang menyebabkan banjir masih dari penyebab yang sama. Air dari hulu, saat intensitas hujan tinggi," tambahnya.

Oleh karena itu, tambahnya, penyediaan kanal-kanal untuk rob serta tanggul permanen, diyakini menjadi solusi penanganan yang tepat untuk masalah banjir di pesisir.

"Kalau program sementara kita galakkan tentang penanaman mangrove," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya