Cerita Cinta Jusuf Kalla dan Mufidah, Bak Kisah Siti Nurbaya

Jusuf Kalla pernah membagikan kisah cintanya bersama Mufidah melalui sajak yang berjudul Setengah Abad yang Indah pada 27 Agustus 2017 saat peringatan pernikahannya ke-50.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 01 Apr 2021, 08:02 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2021, 08:02 WIB
20160228- Wapres JK Hadiri Cap Go Meh di Kemayoran-Jakarta-Faizal Fanani
Wapres Jusuf Kalla (JK) menghadiri perayaan Cap Go Meh 2016, di Hall D Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Minggu (28/2/2016). Ibu Wapres Mufida Jusuf Kalla juga hadir dalam perayaan tersebut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Jika menceritakan kisah Siti Nurbaya langsung teringat cerita cinta penuh kesedihan yang menyayat hati. Perjalanan cinta Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) dan sang istri, Mufidah Kalla pun bak kisah Siti Nurbaya.

JK dan Mufidah bertemu saat keduanya menempuh pendidikan di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri III Makassar, Sulawesi Selatan. Benih-benih cinta di hati keduanya tumbuh pada 1962 saat JK masih kelas dua SMA, sedangkan Mufidah merupakan murid baru di kelas satu SMA.

Mufidah merupakan perempuan keturunan Minangkabau yang lahir di Sibolga, 12 Februari 1943. Jusuf Kalla adalah pria kelahiran Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan 15 Mei 1942. Mufidah bersama keluarganya lalu merantau ke Sulawesi Selatan dan bertemu dengan Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla pernah membagikan kisah cintanya bersama Mufidah melalui sajak yang berjudul Setengah Abad yang Indah pada 27 Agustus 2017 saat peringatan pernikahannya ke-50. JK mengaku langsung menyukai Mufidah sejak pandangan pertama.

"Kita bersebelahan kelas, karena kau adik kelasku. Aku terpesona dengan kesederhanaanmu. Walaupun kau sempat takut, aku menyukaimu pada detik pertama aku melihatmu," kata Jusuf Kalla dalam sajaknya.

Karakter Mufidah yang bersuara lembut dan selalu tampil tenang dinilai sangat cocok dengan sifat JK yang tangkas serta selalu bertindak cepat. JK juga bercerita betapa keras perjuangannya untuk menaklukkan hati Mufidah.

"Tujuh tahun lamanya aku berusaha untuk mendekati dan meyakinkanmu. Tapi engkau seperti jinak-jinak merpati, sama dengan nama jalan di depan rumahmu. Antara mau dan tidak, sering membingungkan tidak jelas. Aku bersabar berjuang dengan waktu," ujarnya.

JK pun harus bersabar dengan berbagai penolakan Mufidah ketika hendak pergi berkencan. Misalnya, Mufidah yang tak pernah mau dibonceng dengan vespanya. Kemudian, adik-adik Mufidah yang seperti Paspampres karena selalu mengawalnya saat berkencan.

"Selama tujuh tahun kita hanya sekali nonton bioskop. Itu pun dengan teman-temanmu. Sehingga untuk bisa memegang tanganmu saja sulit," ucap Jusuf Kalla.

JK menuturkan harus bersabar mendengar petuah-petuah dari orangtua Mufidah tiap kali bertamu ke rumah. Dia menjelaskan bahwa perbedaan adat antara Bugis dan Minang membuat usaha pendekatannya makin sulit. Tak jarang beliau mendapatkan perlakuan yang cukup ketat dari mertuanya.

"Keras sekali perjuanganku tapi demi menatapmu akhirnya kau luluh juga. Ayahku akhirnya memahami perbedaan adat kita, selain Ibuku dan sahabatnya memberi nasihat. Mungkin juga setelah membaca buku Hamka Tenggelamnya Kapan Van Der Wijck. Semua itu karena untuk melihat senyummu," tutur Jusuf Kalla.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sudah Dijodohkan

Perjalanan cinta keduanya pun hampir seperti kisah Siti Nurbaya, sebab Mufidah nyatanya sudah dijodohkan dengan pria lain. Padahal, kala itu, cinta JK kepada Mufidah sudah tak lagi terbendung. Bahkan, JK sudah berniat untuk segera melamar dan mempersunting pujaan hatinya itu.

Cinta JK yang begitu mendalam tak menyurutkan niatnya untuk terus mengejar cinta Mufidah. Demi bisa bertemu Mufidah, JK pun rela mendaftar sebagai asisten dosen di Universitas Muslim Indonesia (UMI). Mufidah pada saat itu memang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi UMI.

Bukan hanya itu, Jusuf Kalla juga menabung di bank tempat Mufidah bekerja. Bak gayung bersambut, usaha dan perjuangan JK pun membuahkan hasil. Pada 1966, keduanya pun bertunangan dan akhirnya naik ke pelaminan pada 1967.

Mufidah menikah dengan JK saat karirnya di Bank BNI 46 sedang cemerlang. Saat itu, Mufidah sedang dipromosikan menjadi Wakil Pimpinan BNI 46 Cabang Sarinah, Makassar.

Mufidah selalu setia mendampingi Jusuf Kalla baik saat sang suami masih jadi pengusaha, politikus, dan menjadi Wapres. Mufidah sering kali terlihat mendampingi JK ketika bertugas ke luar daerah dan ke luar negeri.

 

Makan Terenak di Dunia

Menurut JK, masakan sang istri adalah makanan terenak baginya. Hal itulah yang membuat keluarga JK jarang makan di resrotan. Dia menyebut Mufidah adalah ahli masak terbaik.

"Di kantor pun, setiap hari kau kirim makanan. Teman-teman selalu menunggu apa yang akan kau hidangkan. Kau tahu cintamu terus mengitariku karena hidangan yang kau buat," ucap JK.

Pernikahan Jusuf Kalla dan Mufidah akan memasuki usia ke-57 tahun. Pernikahan keduanya dikaruniai 5 orang dan 15 cucu. Setelah tak lagi menjadi Wapres, JK kini fokus menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia dan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya