Pemkot Bogor Hentikan Operasional RS Lapangan Khusus Pasien Covid-19

Wali Kota Bogor Bima Arya menerangkan, rumah sakit darurat yang berada di kawasan GOR Padjajaran itu dinilai sangat efektif mengurangi penularan Covid-19.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 19 Apr 2021, 14:50 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2021, 14:50 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya
Wali Kota Bogor Bima Arya (Liputan6.com/ Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Bogor menghentikan operasional Rumah Sakit Lapangan (RSL) Kota Bogor. Penutupan ini menyusul tingkat keterisian tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19 di RS Lapangan Covid-19 menurun secara signifikan.

Sejak Jumat 16 April 2021, RS Lapangan hanya merawat 2 pasien Covid-19. Sementara pada Kamis 15 April 2021 merawat 3 orang dan awal pekan lalu ada 7 orang dari kapasitas rumah sakit sebanyak 62 tempat tidur.

Ditambah lagi, bed occupancy rate (BOR) di Kota Bogor hanya mencapai angka 30,6 persen. Angka tersebut jauh di bawah standar WHO yakni 60 persen.

"Hari ini Rumah Sakit Lapangan dinonaktifkan dulu, karena kebutuhannya sudah tidak ada lagi. Semua bisa tercukupi di faskes, RS rujukan yang ada," kata Wali Kota Bogor Bima Arya, Senin (19/4/2021).

Rumah Sakit Lapangan, lanjut Bima, bisa diaktifkan kembali apabila kasus Covid-19 di Kota Bogor mengalami lonjakan di kemudian hari.

"Tergantung kebutuhan, tapi mudah-mudahan tidak ada (lonjakan). Makanya saya berharap Ramadan ini masyarakat bisa menjaga protokol kesehatan." ungkapnya.

Bima menerangkan rumah sakit darurat yang berada di kawasan GOR Padjajaran itu dinilai sangat efektif menanggulangi dan memenuhi kebutuhan tempat tidur pasien Covid-19. Tercatat, sejak dioperasikan pada Januari 2021 RS Lapangan telah merawat 346 pasien Covid-19.

"Sangat efektif mengurangi penularan. Ada 346 yang sudah dirawat di sini, 298 dinyatakan sehat, sisanya dirujuk. Tidak ada yang meninggal di sini," kata Bima.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Angka Positif Covid-19 di Kota Bogor Menurun

FOTO: Proses Vaksinasi COVID-19 Secara Drive Thru di Kota Bogor
Paramedis menyuntikkan vaksin COVID-19 secara drive thru kepada penumpang mobil di GOR Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/3/2021). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Halodoc, Gojek, dan Pemkot Bogor. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sementara itu, Kepala RS Lapangan Kota Bogor Yetti Heryanti mengatakan penurunan jumlah pasien di Rumah Sakit Lapangan mulai terjadi sejak awal April. Hal ini seiring menurunnya tren angka positif di Kota Bogor.

"Awal April di angka 14 pasien saja dari kapasitas 56 tempat tidur. Minggu kemarin 8 pasien dan terus menurun sampai kemarin," kata Yetty.

Ia menerangkan, kontrak tenaga kesehatan dan tenaga pendukung yang bekerja di RS Lapangan itu sejak 18 Januari lalu, tidak diperpanjang dan dikembalikan ke rumah sakit asalnya. Sementara alat-alat kesehatan, obat-obatan dan sarana pendukung lainnya masih tetap berada di gedung Kantor Dispora yang disulap jadi RS Lapangan itu.

"Sebagian besar tenaga kesehatan yang bekerja di RSL berasal dari RSUD Kota Bogor. Kalau ada lonjakan kasus kita panggil lagi kesini," ujar Yetty.

RS Lapangan Kota Bogor memiliki masa operasional selama tiga bulan. Yakni 18 Januari 2021 hingga 18 April 2021.

RS Lapangan dibuat untuk meningkatkan BOR di Kota Bogor. Dengan 64 tempat tidur (TT), pasien Covid-19 berstatus hijau dan kuning atau bergejala ringan bisa dirawat di RS Lapangan Kota Bogor. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya