Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menjelaskan, terkait temuan minyak yang mengambang di laut utara Pulau Bali. Sempat kuat dugaan bahwa minyak tersebut berasal dari Kapal Selam KRI Nanggala 402.
"Ya sampai sekarang ada dua kemungkinan terkait minyak itu, karena sampai sekarang kapal belum terdeteksi," kata Yudo saat jumpa pers di Bali yang disiarkan secara daring, Kamis (22/4/2021).
Kemungkinan pertama, lanjut Yudo, cairan minyak itu berasal dari tangki kapal yang mengalami keretakan sehingga kebocoran terjadi.
Advertisement
"Jadi kalau masuk ke dalam terus kemudian kondisi blackout dengan kedalaman 500-700 itu bisa (bocor)," jelas Yudo.
Kemungkinan kedua, lanjut dia, berasal dari segala jenis cairan yang sengaja dibuang oleh kapal. Tujuannya untuk meringankan bobot kapal agar tidak tenggelam lebih jauh.
"Apabila itu masih bisa melayang di kedalam 50-100 meter, kemungkinan ABK membuang bahan cair yang ada di situ, di situ ada oli ada minyak, itu dibuang harapannya untuk mengapungkan kapal, meringankan berat kapal selam," ungkap dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Oksigen untuk 72 Jam
Meski belum ada titik cerah dari pencarian, Yudo mengaku optimistis dengan seluruh armada yang telah diperbantukan. Menurutnya, kapal masih tetap bisa bertahan dengan oksigen yang masih mampu bertahan selama tiga hari.
"Kita terus cari, oksigen masih cukup selama 72 jam ke depan, atau tiga hari," dia menandasi.
Advertisement