BMKG: Hilal 1 Syawal Tak Mungkin Terlihat 11 Mei 2021, Konjungsi Belum Terjadi

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono menyebut kemungkinan besar hilal penentu 1 Syawal 1442 H bisa terlihat pada Rabu, 12 Mei 2021 sore

oleh Yopi Makdori diperbarui 11 Mei 2021, 16:54 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2021, 15:06 WIB
Pemantauan Hilal Ramadan 1438 H
Petugas melakukan pemantauan hilal di atap gedung Kanwil Kementrian Agama, Jakarta Timur, Jumat (26/5). Pemantauan tersebut untuk menentukan jatuhnya bulan Ramadan 1438 H yang nantinya akan di putuskan melalui sidang Isbat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan hilal belum bisa terlihat di seluruh Indonesia pada Selasa, 11 Mei 2021. Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono menyebut kemungkinan besar hilal penentu 1 Syawal 1442 H bisa terlihat pada Rabu, 12 Mei 2021 sore.

"Seperti release yang sudah disampaikan oleh BMKG bahwa pengamatan 11 Mei 2021 pada sore hingga malam hari tidak mungkin hilal terlihat karena konjungsi/ijtimak hilal belum terjadi dan ketinggian hilal masih negatif (minus)," jelas Rahmat dalam keterangan tulis BMKG, Jakarta, Selasa (11/5/2021).

Dia mengatakan, potensi terlihatnya hilal pada pengamatan 12 Mei 2021 berkisar antara sedang sampai besar.

"Perlu ditegaskan bahwa pengamatan hilal selalu dilakukan sore hingga malam hari, demikian juga pengamatan tanggal 12 Mei 2021, juga dilaksanakan pada sore hingga malam hari," ujar dia.

"BMKG tidak pernah menyatakan kapan 1 Syawal 1442 H akan terjadi (jatuh tanggal berapa), karena penetapan tanggal 1 Syawal 1442 H adalah kewenangan Kementerian Agama RI yang akan disampaikan melalui sidang Isbat yang rencananya akan digelar pada 11 Mei 2021," lanjut dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Cara Pengamatan

Rahmat juga menerangkan mekanisme pengamatan (rukyat Hilal) oleh BMKG untuk mendukung penentuan awal bulan Qomariah (Hijriyah).

Menurut dia, pengamatan dimulai tiga jam sebelum matahari terbenam (maghrib/sore hari) sampai dengan dengan 30 menit setelah bulan terbenam (malam hari setelah maghrib), dengan memanfaatkan teleskop yang dihubungkan dengan komputer dan kamera serta dipadukan dengan teknologi informasi. 

"Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya Hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi Bulan di ufuk Barat," ujarnya.

Dengan teknologi informasi, data tersebut langsung dikirim ke server di BMKG Pusat, untuk kemudian disimpan dan disebarluaskan kepada masyarakat secara online (live streaming) ke seluruh dunia melalui http://www.bmkg.go.id/hilal. Sehingga masyarakat luas dapat ikut melihat Hilal penentu awal bulan Syawal 1442 H pada Selasa, 11 Mei 2021 dan Rabu 12 Mei 2021 pada sore hingga malam hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya