Jenazah Terpapar Covid-19 Tergeletak di Depan Rumah, Ini Penjelasan Polisi

Jasad penderita Covid-19 tergeletak di depan rumahnya, kawasan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 22 Jun 2021, 18:31 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2021, 18:31 WIB
Suasana Pemakaman Jenazah COVID-19 di TPU Rorotan
Keluarga menyaksikan pemakaman jenazah korban Covid-19 di TPU Rorotan Cilincing, Jakarta, Sabtu (19/6/2021). Pemakaman jenazah dengan protokol covid-19 terus meningkatdalam satu pekan terakhir, seiring dengan lonjakan kasus corona di Ibu kota. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Jasad penderita Covid-19 tergeletak di depan rumahnya, kawasan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kapolsek Tanjung Priok Kompol Ghulam Nabi Pasaribu menepis isu bahwa jenazah dibiarkan begitu saja.

Dia menyampaikan, langkah yang diambil pihak kepolisian pertama kali adalah menutupi jenazah penderita Covid-19 tersebut. Kemudian, berkoordinasi dengan Dinas terkait untuk segera mengurus jenazah korban.

"Kita menunggu mereka (Dinas terkait) bolak-balik karena prosedurnya seperti itu," kata dia saat dihubungi, Selasa (22/6/2021).

Ghulam menyampaikan, dari hasil koordinasi ternyata evakuasi jenazah Covid-19 menunggu giliran. Pada malam itu korban mendapatkan urutan ke delapan.

"Bukan lama evakuasi, memang untuk tim pemulasaran hanya satu. Jadi saat kita ajukan jadi kaya baris karena menunggu yang lain. Jenazah Covid-19 banyak jadi bukan karena mereka tidak mau, tapi memang terbatas dan yang punya kemampuan pemulasaran jenazah Covid tidak banyak. Kita menunggu itu," kata dia.

Ghulam menerangkan, pihak kepolisian langsung bergerak begitu menerima informasi dari RW setempat berkaitan dengan adanya jenazah yang diduga terpapar Covid-19. Setelah dilakukan pengecekan, nama korban dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 sejak 12 Juni 2021.

"Kita dapat informasi dari RW. Jadi korban terkonfirmasi positif tapi datanya bukan di Sunter Agung. Nah di sini korban tidak melaporkan," ujar dia.

Ghulam mengatakan, diduga korban tidak melaporkan perkembangan terkait kondisi kesehatan ke pihak kelurahan maupun puskesmas setempat sehingga menjalani isolasi mandiri tanpa pengawasan.

"Yang bersangkutan tidak melapor jadi dari puskesmas dari kelurahan kesulitan untuk mengetahui. Kebetulan juga keluarganya kurang open karena data KTP-nya terdaftar di Papanggo," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sang Anak Sedang Isolasi di RSD Wisma Atlet

Suasana Pemakaman Jenazah COVID-19 di TPU Rorotan
Petugas memakamkan jenazah korban Covid-19 di TPU Rorotan Cilincing, Jakarta, Sabtu (19/6/2021). Pemakaman jenazah dengan protokol covid-19 terus meningkatdalam satu pekan terakhir, seiring dengan lonjakan kasus corona di Ibu kota. (merdeka.com/Imam Buhori)

Ghulam menjelaskan, korban tinggal berdua dengan anaknya di rumah tersebut. Namun, anak korban saat itu sedang menjalani isolasi di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran.

"Memang kadang-kadang masyarakat ketakutan (melapor). Padahal tujuannya biar bisa diawasi. Anaknya juga sudah positif langsung dirawat," terang dia.

Pascakejadian itu, Ghulam menuturkan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat kecamatan lantas meminta warga sekitar dan pihak keluarga menjalani swab di puskesmas.

"Kita laksanakan swab dengan lingkungan sekitarnya karena kita tidak tahu ini sudah ke mana saja. Jadi kemarin sampai sekarang kurang lebih ada 60 yang swab ke puskesmas," ujar dia.

Saat ini jenazah korban sudah dikebumikan di TPU Rorotan Jakarta Utara. "Korban dievakuasi dengan pemulasaran karena penangananya sudah jenazah Covid-19. Korban ini dimakamkan di Rorotan," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya