Penjelasan Satgas Covid-19 soal Perbedaan Gambaran Klinis Varian Delta dan Alpha

Varian Delta menyerang semua kelompok umur. Selain itu, varian Delta memiliki karakteristik lebih cepat menular.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jun 2021, 15:50 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2021, 15:50 WIB
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Alexander K Ginting menjelaskan perbedaan gambaran klinis varian Delta atau B16172 asal India, varian Alpha atau B117 dari Inggris dengan varian Beta atau B1351 asal Afrika Selatan. Varian Alpha, cenderung menyerang anak muda.

"Kalau varian Alpha lebih banyak flu, lebih banyak anak muda terkena," katanya dalam diskusi virtual, Sabtu (26/6/2021).

Sedangkan varian Delta menyerang semua kelompok umur. Selain itu, varian Delta memiliki karakteristik lebih cepat menular.

"Delta itu (membuat gejala pasien) lebih berat dan lebih cepat (menular). Termasuk juga varian Beta dari Afrika Selatan," ujarnya.

Alex menyebut cara penularan varian Alpha, Delta dan Beta sama dengan virus SARS-CoV-2 yang berasal dari Wuhan, China. Yakni bertransmisi melalui droplet saluran napas, seperti batuk, bersin dan bicara.

Kemudian, bertransmisi ketika seseorang memegang benda atau permukaan yang sudah terkontaminasi varian Delta atau Alpha, lalu menyentuh mulut, hidung dan mata.

"Penularan itu semua sama, maka (protokol kesehatan) 3M (menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun) harus bisa dikerjakan dengan baik," pesannya.

Kementerian Kesehatan mencatat, kasus varian baru Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 309. Data ini berdasarkan hasil pemeriksan sekuens genom virus SARS-CoV-2 pada 22 Juni 2021.

Dari total 309 kasus varian baru Covid-19, 254 di antaranya merupakan varian Delta. Sementara sisanya, 49 kasus varian Alpha dan 6 kasus varian Beta.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

309 Varian Baru

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan 309 kasus varian baru Covid-19 tersebar di 14 provinsi. Namun, khusus varian Delta yang memiliki tingkat penularan sangat tinggi tersebar di sembilan provinsi.

Sembilan provinsi tersebut adalah DKI Jakarta dengan 96 kasus varian Delta, Jawa Tengah 80, Jawa Barat 48, Jawa Timur 18, Sumatera Selatan 3 dan Kalimantan Tengah 3. Kemudian Kalimantan Timur 3, Banten 2, Kalimantan Selatan 1.

Sementara 49 kasus varian Alfa ditemukan di 10 provinsi. Yakni, DKI Jakarta memiliki 33 kasus varian Alfa, Jawa Barat 6, Jawa Timur 2, Sumatera Utara 2 dan Jawa Tengah 1. Kemudian Sumatera Selatan 1, Bali 1, Kepulauan Riau 1, Riau 1 dan Kalimantan Selatan 1.

Adapun kasus varian Beta hanya tersebar di 3 provinsi yakni DKI Jakarta 4, Jawa Timur 1 dan Bali 1.

Reporter; Supriatin

Sumber: Merdeka

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya